Friday, 8 January 2016

Perkandangan sapi potong

Kandang sebagai tempat tinggal ternak sepanjang waktu harus diperhatikan oleh peternak.  Peternak harus sadar bahwa kehidupan ternak sepenuhnya berada dibawah pengawasan manusia, dan segala kebutuhan hidup mereka juga dibawah pengaturan dan tanggung jawab peternak itu sendiri.  Perlindungan terhadap lingkungan yang mereka hadapi seperti terik matahari, hujan, angin kencang dan sebagainya yang menimpa ternak harus menjadi pemikiran peternak. 
Bangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman, sesuai dengan tuntutan hidup mereka.  Jadi bangunan kandang diupayakan pertama-tama adalah untuk melindungi ternak dari gangguan kuar yang merugikan, baik terhadap sengatan terik matahari, kedinginan, kehujanan, tiupan angin kencang dan lain-lain. 
Selain itu, kandang yang dibangun  harus bisa menunjang peternak, baik dalam segi ekonomis maupun segi kemudahan dalam pelayanan.  Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya bangunan kandang ini ternak tidak berkeliaran di sembarang tempat dan kotorannyapun dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

Fungsi kandang dalam usaha peternakan pada umumnya adalah :
1.        Untuk menghindari ternak terhadap lingkungan yang merugikan dari angin kencang, air hujan dan terik matahari
2.        Untuk mempertahankan kehangatan di dalam kandang pada waktu malam hari atau pada waktu cuaca dingin
3.        Mempermudah tatalaksana
4.        Mempermudah pengawasan dalam penggunaan pakan
5.        Mempermudah pengawasan terhadap gangguan keamanan seperti prdator dan pencurian

Suatu bangunan kandang untuk keperluan ternak dan dalam tipe apapun haruslah dapat memenuhi kebutuhan struktural yang memadai sesuai dengan peruntukannya, disamping adanya kebutuhan arsitektural.
Kebutuhan struktural dari sebuah kandang adalah sebagai berikut :
  1. Keamanan (safety); kandang dibuat sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara, tanpa menimbulkan adanya bahaya terhadap peternak maupun ternak yang dipelihara
  2. Keawetan (durability); kandang yang dibuat harus tahan lama terhadap gangguan lingkungan yang merusakkan.
  3. Pelayanan (service ability); kandang harus mampu menampung bahan-bahan dan melayani kegiatan yang telah direncanakan.

Menurut Direktorat Bina Produksi Dirjen  Peternakan (1991), standar pembuatan kandang harus menurut ketentuan sebagai berikut :
a.    Tidak berdekatan dengan fasilitas umum seperti masjid, sekolah, puskesmas
b.   Perlu mendapatkan persetujuan tetangga
c.    Letak kandang terpisah, di belakang rumah
d.   Drainase baik, tersedia cukup air
e.    Ketinggian lantai 20 cm sampai 30 cm dari tanah sekitar
f.    Memungkinkan perluasan sampai sejumlah pemilikan lima ekor.

Dalam pembuatan kandang, faktor lingkungan hendaknya memperoleh perhatian utama.  Adapun faktor lingkungan yang dimaksud adalah :
1.      Lingkungan fisik seperti cahaya. Bunyi dll.
2.      lingkungan sosial seperti populasi ternak tiap kandang/pen, tingkah laku hewan beserta ciri-ciri khususnya, rumah penduduk dll
3.      lingkungan ternak seperti suhu udara, kelembaban, angin, radiasi matahari dll


Lokasi untuk mendirikan bangunan kandang harus amemenuhi persyaratan –
persyaratan sebagai berikut :
1.      Memenuhi persyaratan peraturan pemerintah atau peraturan daerah setempat
2.      Terdapat sumber air
3.      Mudah mencapai daerah pemasaran dan dekat dengan tenaga kerja
4.      Mendukung iklim kikro ternak seperti suhu dan  kelembaban
5.      Kemiringan tanah yang ideal 2o-6o
6.      Jarak dari pemukiman penduduk cukup jauh (minimal 250 m untuk sapi potong)
7.      Drainase di sekitar kandang cukup baik

Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis dalam pembuatan kandang, saat memilih bahan-bahan bangunan yang digunakan, perlu dipertimbangkan hal-hal :
1.      Harus dipilih bahan bangunan yang awet dan kuat
2.      Harus banyak terdapat di lokasi usaha peternakan, sehingga harganya murah
3.      Bahan bangunan harus mudah dikerjakan, tidak membahayakan ternaknya maupun peternak
4.      Setelah dibuat, bahan bangunan tersebut mudah dibersihkan, tahan air dan mudah disucihamakan

Persyaratan yangharus dipenuhi untuk mendirikan bangunan kandang antara lain :
  1. Dekat dengan sumber air
  2. Tidak memberikan dampak atau pengaruh yang mengganggu lingkungan
  3. Adanya sarana transportasi yang baik
  4. Menimbulkan situasi yang menyenangkan baik terhadap peternak maupun ternakya sendiri
  5. Mempunyai nilai ekonomis
  6. Mempunyai syarat sanitasi (cukup sinar matahari, ventilasi yang baik, drainase, bentuk kandang dsb)
Pada dasarnya sanitasi meliputi :
  1. Usaha penjagaan kesehatan ternak
  2. Usaha kebersihan kandang dan lingkungan sekitar
  3. Usaha pengawasan terhadap manusia yang mungkin atau selalu berhubungan dengan ternaknya

Diupayakan agar sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang, sebab sinar matahari pagi mengandung lebih banyak sinar ultra violet yang berfungsi sebagai desinfektan dan membantu pembentukan vitamin D.
Ventilasi berguna untuk mengluarkan udara kotor dalam kandang dan menggantikannya dengan udara segar dari luar.  Tujuan utama dibuatnya ventilasi adalah untuk menghilangkan kelebihan kelembaban dan bau-bauan yang busuk.  Dengan ventilasi yang baik, temperatur kandang akan dijaga seminimal mungkin.  Ventilasi kandang harus dibuat dan diatur sesuai dengan tempat dan kebutuhan ternak (Blakely dan Bade, 1991).
Kebutuhan ventilasi di dataran rendah lebih besar dan lebih banyak dibanding dataran tinggi atau pegunungan, karena di dataran rendah umumnya udara lebih panas dibanding di dataran tinggi atau pegunungan.
Usaha kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya diantaranya adalah dengan membuat kandang yang khusus untuk mengisolasi ternak yang sakit atau dianggap sakit (kandang isolasi) dan untuk sempurnanya dilengkapi dengan kolam dipping bagi perusahaan peternakan yang berskala besar.
Pemeliharaan dan kebersihan kandang mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan usaha peternakan, oleh karena itu perlu adanya penanganan dan pemeliharaan yang baik (Minish dan Fox, 1979).  Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan adalah kebersihan kandang dan perlengkapannya, maupun kebersihan ternaknya sendiri.
Saluran air yang ada dalam kandang juga merupakan saluran pembuangan kotoran, dapat dialirkan ke kebun rumput tempat pembuangan kotoran yang telah dibuat/dipersiapkan.  Tempat pembuangan kotoran dapat berbentuk kolam atau bak yang tertutup atau terbuka.  Pembuangan kotoran ke sungai sebaiknya dihindarkan.
Salah stu faktor untuk menjaga agar suasana dalam kandang pada siang hari tidak terlalu panas dapat dilakukan dengan memberi naungan di sekitar kandang.  Naungan dapat dibuat dari pohon bambu, palem dan pohon rinang lainnnya.  Tempat berteduh atau naungan yang dibuat dari pohon–pohon rindang akan lebih efektif bila dibandingkan dengan naungan yang dibuat dari besi maupun bambu (Sihombing, 1997).


A.  Kandang Sapi Potong

Untuk menentukan model kandang yang akan dibuat, pada dasarnya tergantung pada :
a.       Keadaan iklim tempat kandang didirikan
b.      Jumlah ternak sapi yang akan dipelihara
c.       Selera peternak

Terdapat beberapa model bangunan kandang yang cocok dipergunakan untuk ternak sapi potong, yaitu :
  1. Kandang tunggal atau individu
  2. Kandang ganda
  3. Kandang kelompok

Pada model kandang tunggal, penempatan sapi-sapi dilakukan pada satu baris, sedangkan pada kandang ganda terdapat dua baris yang saling berhadapan (head to head) atau saling bertolak belakang (tail to tail).  Di antara kedua baris atau jajaran sapi-sapi tersebut dibuat jalur untuk jalan.
Apabila jumlah sapi yang akan dipelihara kurang dari 10 ekor, maka akan lebih baik apabila digunakan model kandang tunggal, sebaliknya apabila lebih dari 10 ekor maka kandang gandalah yang cocok.  Kandang ganda tail to tail atau saling bertolak belakang merupakan model kandang yang efisien dalam penggunan tenaga kerja (BPTP Ungaran, 2001).

Ukuran kandang untuk satu ekor sapi dewasa adalah sebagai berikut :
a.    Panjang dan lebar lantai adalah 2,10 x  1,45 m untuk sapi lokal dan 2,10 x 1,50 m untuk sapi-api impor
b.    Panjang tempat ransum beserta air minum adalah selebar tempat sapi, yaitu 1,45 -1,50 m.  Diantara tempat ransum dengan air minum dibuat penyekat setebal 7,5 – 10 cm
c.    Panjang tempat ransum 95 – 100 cm, lebar 50 cm dan kedalaman 40 cm
d.   Panjang tempat air minum 45 – 55 cm, lebar 50 cm dan kedalaman 40 cm
e.    Pada belakang sapi dibuat selokan dengan lebar 25 – 30 cm
f.     Jalan samping atau jalan antara kedua baris sapi pada kandang ganda dibuat selebar 1 m.


B.                 Kandang Domba dan Kambing

Pembuatan kandang domba/kambing berjarak minimal lima meter dari rumah, sehingga tidak menimbulkan bau ke dalam rumah.
Ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipoelihara, yaitu sebagai berikut :
a.   Jantan dewasa (umur > 12 bulan)                  : 1,2 m2
b.  Betina dewasa (umur > 12 bulan)                   : 1,0 m2
c.  Induk menyusui                                              : 1,0 m2
d.  Tambah 0,5 m2 untuk tiap anak
e.  Jantan /betina muda (umur 7-12 bulan)           : 0,75 m2
f.  Sapihan (umur 3-7 bulan)                                : 0,50 m2
Fasilitas yang perlu disediakan pada kandang  diantaranya adalah tempat pakan dan tempat air minum, tangga dan tempat penampungan kotoran.  Tempat pakan berfungsi untuk tempat hijauan, sedangkan konsentrat biasanya ditempatkan dalam ember.  Tempat pakan dibuat dari papan, belahan atau anyaman bambu, akan lebih baik lagi bila dapat disetel (dengan engsel) agar mudah membersihkannya.  Perlu pula dibuat tempat penyimpanan/persediaan pakan, yang berfungsi untuk menyimpan hijauan untuk sementara sebelum diberikan kepada ternak.  Letaknya tidak boleh terlalu dekat dengan kandang yang ditempati ternak, untuk menghindari kontaminasi dari kotoran atau air kencing.  Tempat air minum sebaiknya menggunakan bahan yang mudah dibersihkan, selain itu juga tidak membahayakan ternak.

Pada dasarnya bentuk kandang untuk ternak domba dan kambing di daerah tropis ada dua, yaitu kandang panggung (berkolong) dan kandang lemprakan.

No comments:

Post a Comment