Penyakit adalah sesuatu penyimpangan atau variasi keadaan kesehatan
normal atau suatu keadaan abnormal dari struktur atau fungsi yang berubah pada
jaringan tubuh. Karena kondisi bagian
tubuh ini tidak normal maka ternak tidak dapat menjalankan fungsi produksi
maupun reproduksinya.
Seekor ternak dikatakan sakit apabila sel-sel dan jaringan
tubuh tidak dalam keadaan normal baik
fungsi maupun strukturnya. Apabila sel
dan jaringan tubuh tidak menyimpang dari fungsi dan strukturnya, maka ternak
tersebut dikatakan sehat.
Berbagai jenis penyakit ternak sering berjangkit di Indonesia , baik
yang menular maupun yang tidak menular.
Penyakit menular yang berjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian besar
bagi peternak, bisa mencapai jutaan rupiah.
Penyakit menular sungguh merupakan ancaman bagi peternak. Walaupun penyakit menular tidak langsung
mematikan, akan tetapi bisa merusakkan kesehatan ternak secara berkepanjangan,
mengurangi pertumbuhan, dan bahkan menghentikan pertumbuhan sama sekali.
Penyakit menular timbul karena serangan jasad renik atas tubuh
hewan. Kebanyakan jasad renik ini
mengeluarkan racun (toksin), yang tentu saja bisa merusakkan jaringan tubuh
penderita, menghancurkan alat-alat tubuh dan menimbulkan kematian. Jasad renik tadi pada umumnya masuk ke dalam
tubuh hewan melalui lubang-lubng tubuh, seperti mulut, hidung, alat kelamin,
kulit yang luka, lecet atau akibat gigitan serangga dan kutu.
Dalam hal ini peternak dituntut harus tahu masalah-masalah
kedokteran hewan. Mereka perlu
ditumbuhkan minatnya dalam usaha pencegahan dan pembasmian penyakit-penyakit
yang biasa berjangkit di daerahnya sesuai petunjuk dinas yang terkait, sebab
kesemuanya menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi semata.
Dalam usaha pemeliharaan dan peningkatan perkembangannya maka ternak
harus dilindungi dari kerugian yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyakit
serta adanya beberapa penyakit ternak yang dapat menular ke tubuh manusia. Dalam usaha pengembangbiakan ternak,
perawatan ternak merupakan salah satu unsur yang tidak boleh diabaikan termasuk
di dalamnya pencegahan, penjagaan dan pengobatan penyakit. Demikian pula untuk ternak yang dibesarkan
sampai siap dipotong.
Perlu ditanamkan pengertian bahwa mencegah timbulnya penyakit
merupakan tindakan yang bijaksana daripada mengobatinya.
Usaha mencegah penyakit mutlak harus dilakukan demi keberhasilan
suatu usaha peternakan. Pencegahan
penyakit dapat dilakukan dengan cara sanitasi kandang dan lingkungan, pemberian
pakan yang berkualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan ternak dan vaksinasi.
Berdasarkan sifatnya penyakit dapat digolongkan menjadi penyakit
menular dan tidak menular. Penyebab
penyakit menular adalah organisme seperti virus, ricketsia, bakteri dan
jamur. Penyakit yang tidak menular
terutama berhubungan dengan makanan seperti kurang mineral, tanaman beracun dan
racun. Pencegahan dilakukan dengan cara
mencegah kemungkinan cara-cara penularan penyakit secara umum. Vaksinasi merupakan pencegahan penyakit yang
terbaik bagi penyakit-penyakit menular.
Kita harus hati-hati dalam membeli dan meninjau ternak. Ternak harus sehat secara klinis dan dari
sejarahnya, dan berasal dari kelompok ternak yang sehat-sehat.
Jalur pemindahan penyakit pada ternak antara lain melalui :
1.
Kontak langsung antara ternak
yang sakit dengan ternak yang sehat (misalnya : kudis)
2.
Kontak melalui makann dan air
minum (misalnya : keracunan)
3.
Kontak dengan benda mati yang
strukturnya terkontaminasi akibat ternak sakit (misalnya : lantai kandang yang
kotor dapat menyebabkan mencret/disentri)
4.
Kontak dengan tanah (misalnya
Ascaris suis)
5.
Infeksi melalui udara (misalnya
: pneumonia)
6.
Kontak dengan hewan lain
(misalnya : leptospirosis)
Pencegahan
penyakit pada ternak secara umum dapat dilakukan antara lain dengan cara :
1.
Meminimalkan penambahan stok
ternak dari luar
2.
Hindari pembelian ternak dari
berbagai sumber industri peternakan yang belum diketahui status kesehatan
ternaknya
3.
Pengunjung ke peternakan
seminimal mungkin, bila diijinkan masuk ke peternakan harus memakai sepatu bot
dan baju penutup yang telah bebas dari kuman penyakit
4.
Kotoran ternak tidak menumpuk
di kandang
5.
Ternak yang mati segera dibakar
atau dikubur yang dalam dan ditutup dengan kapur
6.
Kandang sebelum ditempati
ternak harus didesinfektan dahulu.
Dalam usaha
pengembangan peternakan perlu diperhatikan faktor-faktor yang erat kaitannya
dengan kesehatan ternak, antara lain :
1.
Tatalaksana atau manajemen
pemeliharaan. Hal yang berkaitan dengan
ini adalah perlu menentukan pola peternakan yang seusai dengan keadaan
lingkungan yaitu sistem ketatalaksanaan, pakan, kesehatan, penyediaan air minum
dsb
2.
Pemberian pakan. Pemberia pakan yang kurang dari segi
kualitatif maupun kuantitatif dapat mempengaruhi ternak yang berfifat :
a.
Langsung : akan menyebabkan
penyakit defisiensi
b.
Tidak langsung : menyebabkan menurunnya
daya tahan tubuh
3.
Keturunan. Dapat mempengaruhi munculnya penyakit,
misalnya : penyakit Abortus bang (keguguran)
4.
Isolasi/karantina. Dapat membantu mencegah menularnya suatu
penyakit
5.
Vaksinasi. Dapat membantu mencegah tertularnya suatu
penyakit
6.
Pengobatan . Perlu dihindari pemakaian obat dengan dosis
berlebihan
7.
Diagnosa. Untuk membuat diagnosa perlu diketahui :
a.
Riwayat ternak
b.
Tanda-tanda penyakit
c.
Pemeriksaan /bedah bangkai
8.
Lingkungan. Mempunyai efek yang menguntungkan atau
sebaliknya yang merugikan agen penyekit, menambah atau mengurangi stress
9.
Tindakan kebersihan atau
hygiene. Dijaga agar kandang :
a.
Selalu kering
b.
Tidak dingin
c.
Cukup sinar matahari
d.
Peralatan harus bersih
10.
Pemusnahan hewan pembawa
penyakit. Hewan yang diperkirakan tidak
dapat diobati sebaiknya dimusnahkan saja.
B. Jenis-jenis Penyakit
Penyakit yang
menerang ternak pada dasarnya disebabkan oleh :
- Virus
- Bakteri
- Parasit :
- Ekto parasit
- Endo parasit
Beberapa penyakit
yang disebabkan oleh virus :
1. Penyakit Mulut dan Kuku
(PMK)
Disebut juga Foot and Mouth Disease (FMD) atau Apthae
epizooticae (AE)
Penyakit ini disebabkan oleh Picorna
virus dan penularannya dapat terjadi dengan cara kontak langsung dengan
bagian tubuh ternak yang terluka.
Penyakit ini mempunyai masa inkubsi 3-4 hari.
Tanda-tanda penyakit :
a. Demam sampai 40-41oC
b. Selaput lendir yang terdapat pada mulut, ppi, gusi
dan permukaan lidah melepuh berisi cairan jernih. Mulut kuku dan gusinya luka.
Pencegahan penyakit :
a. Ternak yang sakit jangan
dicampur dengan ternak yang sehat
b. Alat dan benda yang
tercemar harus disuci hamakan
c. Dilakukan vaksinasi secara
teratur setiap 6 bulan sekali.
2. Rinder Pest
Penyakit ini disebabkan oleh Paramycxo
virus dan penularannya dapat terjadi dengan cara kontak langsung dengan
bagian tubuh ternak yang terluka. Masa
inkubasi 3-9 hari.
Tanda-tanda penyakit :
a. Demam tinggi
b. Terdapat bintik merah
dalam kulit
c. Sering diarrhea
Pencegahan penyakit : vaksinasi rutin
Beberapa penyakit
yang disebabkan oleh Bakteri :
1. Penyakit
ngorok
= Septicaemia epizooticae (SE) / Haemorhagic Septicaemia (HS)
Penyakit ini disebabkan oleh Pasteurrela
multicida dan penularannya dapat terjadi karena kontak langsung melalui
makanan dan minuman yang tercemar.
Defisiensi vitamin, mineral, cacingan dan kelelahan dapat
menyebabkan penyakit ini. Tenak yang
kondisi tubuhnya lemah muda terserang penyakit ini. Penyakit ini dapat terjadi secara akut atau
kronis.
Tanda-tanda penyakit :
a. Kepala, leher, anus dan vulva
membengkak
b. Mata meradang dan air mata
keluar berlebihan
c. Demam dan terjadi gangguan
pencernaan
- Mengeluarkan suara ngorok
Pencegahan penyakit :
- Vaksinasi secara tertatur
- Pakan yang cukup
- Pemberantasan parasit di tubuh
ternak
2. Anthrax
(radang limpha)
Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus
anthraxis dan penularannya melalui kontak langsung dengan air minum dan
makanan tercemar, ekskresi, udara.
Disamping itu juga dapat melalui serangga penghisap, mamalia ataupun
burung. Sumber penyakit ini adalah tanah
dan rumput yang tercemar/terkontaminasi spora Bacillus anthraxis. Masa inkubasi : 1-2 minggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi
dan kekebalan akan timbul 10-15 hari yang berlangsung selama satu tahun.
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan :
- Vaksinasi pada saat tidak sedang
berjangkit penyakit anthrax
- Ternak yang diduga sakit disuntuk
serum, setelah 14 hari divaksin
- Ternak yang sakit diberi suntikan
serum
- Ternak yang mati, dikubur
dalam-dalam dan ditaburi kapur.
Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif pada stadium penularan
atau pada kasus-kasus yang tidak aktif.
3. Keguguran
(keluron)
= Contagion Abortus/Abortus Bangs/Bangs Desease
Penyakit ini disebabkan oleh Brucella
multicida.
Penularannya melalui :
- Makanan dan minuman yang tercemar
getah radang vagina
- Kelenjar mamae
- Perkawinan
Keguguran biasaanya terjadi pada 2-4 bulan setelah infeksi dan
terjadi pada bunting ke 3 kalinya.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan : vaksinasi dan
kekebalan akan timbul sempurna 1 bulan setelah vaksinasi untuk jangka waktu 2-3
kali masa bunting.
Beberapa penyakit
yang disebabkan oleh Parasit:
1. Distomatosis
(Fasciolasis)
Penyakit ini disebabkan oleh cacing yang disebut Fasciola hepatica atau Distonum hepatica.
Tanta-tanda penyakit :
- Kondisi badan ternak jelek, bulu
kasar dan diarrhea
- Bila perut diraba terasa sakit
- Ternak selalu memisahkan diri dari
kelompoknya
- Ternak cepat lelah, kurus, selaput
lendir pucat.
Tindakan pencegahan :
Dilakukan pemberantasan siput air tawar, karena siput sebagai hospes
intermedier atau vektor atau induk semang.
Pemusnahan hospes intemedier ini dimaksudkan untuk memutuskan siklus
hidupnya.
Pemberantasan dapat dilakukan dengan cara :
- menjaga dan memperbaiki pengairan
- kebersihan kandang
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Memperhatikan dan meneliti
tanda-tanda infeksi cacing hati secara teratur pada setiap ternak
- Dilakukan pemeriksaan faeces
ternak secara rutin di setiap kelompoknya
- Dilakukan Pengontrolan siput air
tawar secara rutin
- Drainage kandang harus baik
- Mengeringkan air yang tergenang di
kandang
- Setiap pemasukan atau pembelian
terbak harus diuji faecesnya untuk mengetahui ada tidaknya cacing
hati.
2. Surra
Penyakit ini bersifat akut atau menahun (kronis).
Penyebabnya adalah Trypanosoma
evansi.
Tanda-tanda penyakit :
a.
Demam pada awal sakit
b.
Kulit di bawah perut bengkok
c.
Ternak berputar-putar
d.
Air kencing berwarna
kehitam-hitaman
Pencegahan :
a.
Memusnahkan caplak dari
semak-semak
b.
Mengeringkan tempat-tempat yang
lembab
3. Kudis
(buduk)
Adalah penyakit akibat infeksi parasit kulit.
Tanda-tanda klinis adalah kerak-kerak pada kulit. Ternak selalu menggesek-gesekkan bagian tubuh
yang terkena kudis. Bulu rontok serta
kult menjadi tebal dan kaku. Pada
infeksi yang ringan biasanya kudis terlihat local pada daerah kaki, ambing dan
telinga. Pada infeksi yang berat, seluruh permukaan tubuh dapat terserang
kudis.
Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan obat suntikan IVOMEC,
atau belerang campur oli bekas atau insektisida. Sebelum diobati, ternak dimandikan agar
bersih, digosok dengan sabun dan dijemur.
Ternak ditempatkan pada kandang terpisah. Pengobatan diulang setiap 3 hari sampai
sembuh. Insektisida diencerkan menjadi
0,1 % (1 ml basudin ditambah 1 liter air).
Bila kudis pada seluruh tubuh, ternak dapat diredam secara hati-hati,
kemudian dijemur.
Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak tubuh dengan ternak
kudisan, dan kandang bekas ternak
kudisan dibersihkan/dosemprot dengan insektisida.
Kasus-kasus
penyakit pada sapi :
1. Penyakit
kembung (bloat)
Bloat adalah salah satu penyakit yang sering menyerang ternak
sapi. Penyakit ini ditandai dengan
keadaan rumen yang mengembang, membesar akibat kelebihan gas yang tidak bsa
cepat keluar. Kasus bloat semacam ini
banya dialami oleh sapi yang merumput di lapangan penggembalaan yang masih
basah karena embun pagi, sapi yang makan bji-bijian gilingan terlalu banyak
tetapi kurang mendapat hijauan yang berserat kasar tinggi, serta sapi yang
terlalu banyak makan hijauan jenis leguminosa.
Tanda-tanda bloat :
a.
Lambung sebelah kiri membesar
dan kencang
b.
Lambung kiri tersebut bila
diketuk dengan jari berbunyi seperti drum
c.
Pernafasan terganggu dan
bekerja berat
Tindakan yang perlu dilakukan :
- Tidak amemberi pakan leguminosa
berlebihan (maksimal 50%)
- Tidak menggembalakan ternak
terlalu pagi atau di lapangan basah
- Tidak memberi pakan biji-bijian
tanpa diimbangi hijauan berserat kasar tinggi.
2. Belatungan
(miasis)
Miasis adalah akibat luka yang diinfeksi oleh lalat, sehingga lalat
berkembang biak (bertelur) dan menghasilkan larva (belatung). Tanda klinis terlhat jelas adanya belatung.
Pengobatan dilakukan dengan cara membersihkan belatung dengan
insektisida. Dapat juga dengan obat
gusaneks, kapur barus yang dihancurkandan tembakau, kemudian luka diperban dan
pengobatan diulang 2-3 kali. Pemberian
yodium tentur dapat dipakai untuk mempercepat peyembuhan.
Pencegahan dilakukan dengan mengurangi adanya lalat di kandang dan
menghindarimluka. Adanya darah mengundan
lalat untuk hinggap dan bertelur, sehingga bila ada darah harus dibersihkan,
mislnya darah setelah melahirkan.
3. Radang susu
(Mastitis)
Disebabkan infeksi kuman pada sel kelenjar susu. Tanda klinis yaitu
ambing mebengkak dan kemerahan, panas dan kesakitan. Bila diperah, air susu dapat berwarna pucat,
kuning tua, kehijauan atau kemerahan.
Pengobatan dengan cara memberikan anti biotik suntikan ke dalam
otot/ambing melalui putting susu.
Sebelum menyuntikkan antibiotik, air susu diperah dulu smapai
habis. Pencegahan dilakukan dengan cara
menjaga kebersihan kandang sebelum dan setelah pemerahan. Daerah di sekitar ambing/putting dibersihkan.
4. Demam susu
(milk fever)
Adalah kelainan pada induk bunting yang ada hubungannya dengan
proses kelahiran dimana tingkat ion kalsium darah ada di bawah batas
normal.
Tanda klinis berupa gerakan-gerakan yang tidak terkontrol (berjalan
kaku, sempoyongan, tubuh bergetar), lemah, gelisah dan pernafasan cepat. Ternak biasanya berbaring sambil menengokkan
kepala ke arah anggota tubuh bagian belakang.
Suhu tubuh biasanya normal. Bila
tidak dilakukan pertolongan dapat mengakibatkan kematian.
Dari tahun ke tahun ribuan ternak menjadi korban penyakit radang
limpha (anthrax), ribuan ternak
lainnya terkena serangan penyakit mulut dan kuku, penyakit surra dan
sebagainya.
Sehubungan dengan hal itu peternak harus mengetahui penyebab gejala,
dan serangan berbagai jenis penyakit, serta tata cara pencegahan dan
pembasmiannya. Beberapa penyakit yang
biasa berjangkit di Indonesia
antara lain sebagai berikut :
1. Radang Limpa
(Anthrax)
Gejala :
-
Suhu tubuh biasanya sangat
tinggi, tetapi sesudah tiga hari turun
-
Nafsu makan hilang sama sekali
-
Pada awalnya penderita sulit
buang kotoran (konstipasi), tetapi kemudian menjadi diare, kotoran bercampur
air dan darah
-
Kadang-kadang darah juga keluar
dari mulut, hidung dan vulva
-
Kematian ternak akibat anthrax
bisa terjadi di mana saja dan pada sembarang waktu.
Penyebab :
Penyebabnya adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini bentuknya panjang, terbungkus kapsul. Pada kondisi kurang menguntungkan, bakteri ini akan membentuk spora untuk melindungi dirinya, sehingga ia mampu bertahan hidup dalam segala cuaca dalam waktu bertahun-tahun. Ia juga bisa hidup pada suasana anaerob, sehingga apabila mereka terbenam dalam lapisan tanahpun tetap bisa bertahan hidup; pada saat tanah tergenang air, dicangkul atau dibajak, mereka akan terangkat ke atas.
Penyebabnya adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini bentuknya panjang, terbungkus kapsul. Pada kondisi kurang menguntungkan, bakteri ini akan membentuk spora untuk melindungi dirinya, sehingga ia mampu bertahan hidup dalam segala cuaca dalam waktu bertahun-tahun. Ia juga bisa hidup pada suasana anaerob, sehingga apabila mereka terbenam dalam lapisan tanahpun tetap bisa bertahan hidup; pada saat tanah tergenang air, dicangkul atau dibajak, mereka akan terangkat ke atas.
Bakteri ini kecuali berinfeksi pada hewan, juga bisa mnular pada
manusia, sebab bakteri ini termasuk zoonosis,
yakni jenis penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia dan
sebaliknya. Untuk membasmi spora ini,
diperlukan panas bersuhu 90oC selama 45 menit dan 100oC selama 10 menit.
No comments:
Post a Comment