Friday, 8 January 2016

manajemen kesehatan ternak

Penyakit adalah sesuatu penyimpangan atau variasi keadaan kesehatan normal atau suatu keadaan abnormal dari struktur atau fungsi yang berubah pada jaringan tubuh.  Karena kondisi bagian tubuh ini tidak normal maka ternak tidak dapat menjalankan fungsi produksi maupun reproduksinya.
Seekor ternak dikatakan sakit apabila sel-sel dan jaringan tubuh  tidak dalam keadaan normal baik fungsi maupun strukturnya.  Apabila sel dan jaringan tubuh tidak menyimpang dari fungsi dan strukturnya, maka ternak tersebut dikatakan sehat.
Berbagai jenis penyakit ternak sering berjangkit di Indonesia, baik yang menular maupun yang tidak menular.  Penyakit menular yang berjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian besar bagi peternak, bisa mencapai jutaan rupiah.  Penyakit menular sungguh merupakan ancaman bagi peternak.  Walaupun penyakit menular tidak langsung mematikan, akan tetapi bisa merusakkan kesehatan ternak secara berkepanjangan, mengurangi pertumbuhan, dan bahkan menghentikan pertumbuhan sama sekali.
Penyakit menular timbul karena serangan jasad renik atas tubuh hewan.  Kebanyakan jasad renik ini mengeluarkan racun (toksin), yang tentu saja bisa merusakkan jaringan tubuh penderita, menghancurkan alat-alat tubuh dan menimbulkan kematian.  Jasad renik tadi pada umumnya masuk ke dalam tubuh hewan melalui lubang-lubng tubuh, seperti mulut, hidung, alat kelamin, kulit yang luka, lecet atau akibat gigitan serangga dan kutu.
Dalam hal ini peternak dituntut harus tahu masalah-masalah kedokteran hewan.  Mereka perlu ditumbuhkan minatnya dalam usaha pencegahan dan pembasmian penyakit-penyakit yang biasa berjangkit di daerahnya sesuai petunjuk dinas yang terkait, sebab kesemuanya menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi semata.
Dalam usaha pemeliharaan dan peningkatan perkembangannya maka ternak harus dilindungi dari kerugian yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyakit serta adanya beberapa penyakit ternak yang dapat menular ke tubuh manusia.  Dalam usaha pengembangbiakan ternak, perawatan ternak merupakan salah satu unsur yang tidak boleh diabaikan termasuk di dalamnya pencegahan, penjagaan dan pengobatan penyakit.  Demikian pula untuk ternak yang dibesarkan sampai siap dipotong. 
Perlu ditanamkan pengertian bahwa mencegah timbulnya penyakit merupakan tindakan yang bijaksana daripada mengobatinya.
Usaha mencegah penyakit mutlak harus dilakukan demi keberhasilan suatu usaha peternakan.  Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara sanitasi kandang dan lingkungan, pemberian pakan yang berkualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan ternak dan vaksinasi.
Berdasarkan sifatnya penyakit dapat digolongkan menjadi penyakit menular dan tidak menular.  Penyebab penyakit menular adalah organisme seperti virus, ricketsia, bakteri dan jamur.  Penyakit yang tidak menular terutama berhubungan dengan makanan seperti kurang mineral, tanaman beracun dan racun.  Pencegahan dilakukan dengan cara mencegah kemungkinan cara-cara penularan penyakit secara umum.  Vaksinasi merupakan pencegahan penyakit yang terbaik bagi penyakit-penyakit menular.  Kita harus hati-hati dalam membeli dan meninjau ternak.  Ternak harus sehat secara klinis dan dari sejarahnya, dan berasal dari kelompok ternak yang sehat-sehat.
Jalur pemindahan penyakit pada ternak antara lain melalui :
1.      Kontak langsung antara ternak yang sakit dengan ternak yang sehat (misalnya : kudis)
2.      Kontak melalui makann dan air minum (misalnya : keracunan)
3.      Kontak dengan benda mati yang strukturnya terkontaminasi akibat ternak sakit (misalnya : lantai kandang yang kotor dapat menyebabkan mencret/disentri)
4.      Kontak dengan tanah (misalnya Ascaris suis)
5.      Infeksi melalui udara (misalnya : pneumonia)
6.      Kontak dengan hewan lain (misalnya : leptospirosis)

Pencegahan penyakit pada ternak secara umum dapat dilakukan antara lain dengan cara :
1.      Meminimalkan penambahan stok ternak dari luar
2.      Hindari pembelian ternak dari berbagai sumber industri peternakan yang belum diketahui status kesehatan ternaknya
3.      Pengunjung ke peternakan seminimal mungkin, bila diijinkan masuk ke peternakan harus memakai sepatu bot dan baju penutup yang telah bebas dari kuman penyakit
4.      Kotoran ternak tidak menumpuk di kandang
5.      Ternak yang mati segera dibakar atau dikubur yang dalam dan ditutup dengan kapur
6.      Kandang sebelum ditempati ternak harus didesinfektan dahulu.


Dalam usaha pengembangan peternakan perlu diperhatikan faktor-faktor yang erat kaitannya dengan kesehatan ternak, antara lain : 
1.      Tatalaksana atau manajemen pemeliharaan.  Hal yang berkaitan dengan ini adalah perlu menentukan pola peternakan yang seusai dengan keadaan lingkungan yaitu sistem ketatalaksanaan, pakan, kesehatan, penyediaan air minum dsb
2.      Pemberian pakan.  Pemberia pakan yang kurang dari segi kualitatif maupun kuantitatif dapat mempengaruhi ternak yang berfifat :
a.       Langsung : akan menyebabkan penyakit defisiensi
b.      Tidak langsung : menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh
3.      Keturunan.  Dapat mempengaruhi munculnya penyakit, misalnya : penyakit Abortus bang (keguguran)
4.      Isolasi/karantina.  Dapat membantu mencegah menularnya suatu penyakit
5.      Vaksinasi.  Dapat membantu mencegah tertularnya suatu penyakit
6.      Pengobatan .  Perlu dihindari pemakaian obat dengan dosis berlebihan
7.      Diagnosa.  Untuk membuat diagnosa perlu diketahui :
a.       Riwayat ternak
b.      Tanda-tanda penyakit
c.       Pemeriksaan /bedah bangkai
8.      Lingkungan.  Mempunyai efek yang menguntungkan atau sebaliknya yang merugikan agen penyekit, menambah atau mengurangi stress
9.      Tindakan kebersihan atau hygiene.  Dijaga agar kandang :
a.       Selalu kering
b.      Tidak dingin
c.       Cukup sinar matahari
d.      Peralatan harus bersih
10.  Pemusnahan hewan pembawa penyakit.  Hewan yang diperkirakan tidak dapat diobati sebaiknya dimusnahkan saja.


B.  Jenis-jenis Penyakit

Penyakit yang menerang ternak pada dasarnya disebabkan oleh :
  1. Virus
  2. Bakteri
  3. Parasit :
    1. Ekto parasit
    2. Endo parasit

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus :

1.      Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Disebut juga Foot and Mouth Disease (FMD) atau                                Apthae epizooticae (AE)
Penyakit ini disebabkan oleh Picorna virus dan penularannya dapat terjadi dengan cara kontak langsung dengan bagian tubuh ternak yang terluka.  Penyakit ini mempunyai masa inkubsi 3-4 hari.

Tanda-tanda penyakit :
a. Demam sampai 40-41oC
b. Selaput lendir yang terdapat pada mulut, ppi, gusi dan permukaan lidah melepuh berisi cairan jernih.  Mulut kuku dan gusinya luka.

Pencegahan penyakit :
a.  Ternak yang sakit jangan dicampur dengan ternak yang sehat
b.  Alat dan benda yang tercemar harus disuci hamakan
c.  Dilakukan vaksinasi secara teratur setiap 6 bulan sekali.


2.  Rinder Pest
Penyakit ini disebabkan oleh Paramycxo virus dan penularannya dapat terjadi dengan cara kontak langsung dengan bagian tubuh ternak yang terluka.  Masa inkubasi 3-9 hari.
Tanda-tanda penyakit :
a.  Demam tinggi
b.  Terdapat bintik merah dalam kulit
c.   Sering diarrhea
Pencegahan penyakit : vaksinasi rutin

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Bakteri :
1.  Penyakit ngorok
= Septicaemia epizooticae (SE) / Haemorhagic Septicaemia (HS)
Penyakit ini disebabkan oleh Pasteurrela multicida dan penularannya dapat terjadi karena kontak langsung melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Defisiensi vitamin, mineral, cacingan dan kelelahan dapat menyebabkan penyakit ini.  Tenak yang kondisi tubuhnya lemah muda terserang penyakit ini.  Penyakit ini dapat terjadi secara akut atau kronis. 
Tanda-tanda penyakit :
a.  Kepala, leher, anus dan vulva membengkak
b.  Mata meradang dan air mata keluar berlebihan
c.  Demam dan terjadi gangguan pencernaan
  1. Mengeluarkan suara ngorok
Pencegahan penyakit :
  1. Vaksinasi secara tertatur
  2. Pakan yang cukup
  3. Pemberantasan parasit di tubuh ternak

2.  Anthrax (radang limpha)
Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthraxis dan penularannya melalui kontak langsung dengan air minum dan makanan tercemar, ekskresi, udara.  Disamping itu juga dapat melalui serangga penghisap, mamalia ataupun burung.  Sumber penyakit ini adalah tanah dan rumput yang tercemar/terkontaminasi spora Bacillus anthraxis.  Masa inkubasi : 1-2 minggu.  Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi dan kekebalan akan timbul 10-15 hari yang berlangsung selama satu tahun.
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan :
  1. Vaksinasi pada saat tidak sedang berjangkit penyakit anthrax
  2. Ternak yang diduga sakit disuntuk serum, setelah 14 hari divaksin
  3. Ternak yang sakit diberi suntikan serum
  4. Ternak yang mati, dikubur dalam-dalam dan ditaburi kapur.
Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif pada stadium penularan atau pada kasus-kasus yang tidak aktif.

3.  Keguguran (keluron)
= Contagion Abortus/Abortus Bangs/Bangs Desease
Penyakit ini disebabkan oleh Brucella multicida
Penularannya melalui :
  1. Makanan dan minuman yang tercemar getah radang vagina
  2. Kelenjar mamae
  3. Perkawinan
Keguguran biasaanya terjadi pada 2-4 bulan setelah infeksi dan terjadi pada bunting ke 3 kalinya.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan : vaksinasi dan kekebalan akan timbul sempurna 1 bulan setelah vaksinasi untuk jangka waktu 2-3 kali masa bunting.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Parasit:

1.  Distomatosis (Fasciolasis)
Penyakit ini disebabkan oleh cacing yang disebut Fasciola hepatica atau Distonum hepatica.
Tanta-tanda penyakit :
  1. Kondisi badan ternak jelek, bulu kasar dan diarrhea
  2. Bila perut diraba terasa sakit
  3. Ternak selalu memisahkan diri dari kelompoknya
  4. Ternak cepat lelah, kurus, selaput lendir pucat.
Tindakan pencegahan :
Dilakukan pemberantasan siput air tawar, karena siput sebagai hospes intermedier atau vektor atau induk semang.  Pemusnahan hospes intemedier ini dimaksudkan untuk memutuskan siklus hidupnya. 
Pemberantasan dapat dilakukan dengan cara :
  1. menjaga dan memperbaiki pengairan
  2. kebersihan kandang

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  1. Memperhatikan dan meneliti tanda-tanda infeksi cacing hati secara teratur pada setiap ternak
  2. Dilakukan pemeriksaan faeces ternak secara rutin di setiap kelompoknya
  3. Dilakukan Pengontrolan siput air tawar secara rutin
  4. Drainage kandang harus baik
  5. Mengeringkan air yang tergenang di kandang
  6. Setiap pemasukan atau pembelian terbak harus diuji faecesnya untuk mengetahui ada tidaknya cacing hati. 

2.  Surra
Penyakit ini bersifat akut atau menahun (kronis). 
Penyebabnya adalah Trypanosoma evansi.
Tanda-tanda penyakit :
a.       Demam pada awal sakit
b.      Kulit di bawah perut bengkok
c.       Ternak berputar-putar
d.      Air kencing berwarna kehitam-hitaman
Pencegahan :
a.       Memusnahkan caplak dari semak-semak
b.      Mengeringkan tempat-tempat yang lembab

3.  Kudis (buduk)
Adalah penyakit akibat infeksi parasit kulit. 
Tanda-tanda klinis adalah kerak-kerak pada kulit.  Ternak selalu menggesek-gesekkan bagian tubuh yang terkena kudis.  Bulu rontok serta kult menjadi tebal dan kaku.  Pada infeksi yang ringan biasanya kudis terlihat local pada daerah kaki, ambing dan telinga. Pada infeksi yang berat, seluruh permukaan tubuh dapat terserang kudis. 
Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan obat suntikan IVOMEC, atau belerang campur oli bekas atau insektisida.  Sebelum diobati, ternak dimandikan agar bersih, digosok dengan sabun dan dijemur.  Ternak ditempatkan pada kandang terpisah.  Pengobatan diulang setiap 3 hari sampai sembuh.  Insektisida diencerkan menjadi 0,1 % (1 ml basudin ditambah 1 liter air).  Bila kudis pada seluruh tubuh, ternak dapat diredam secara hati-hati, kemudian dijemur.
Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak tubuh dengan ternak kudisan, dan kandang  bekas ternak kudisan dibersihkan/dosemprot dengan insektisida.

Kasus-kasus penyakit pada sapi :
1.  Penyakit kembung (bloat)
Bloat adalah salah satu penyakit yang sering menyerang ternak sapi.  Penyakit ini ditandai dengan keadaan rumen yang mengembang, membesar akibat kelebihan gas yang tidak bsa cepat keluar.  Kasus bloat semacam ini banya dialami oleh sapi yang merumput di lapangan penggembalaan yang masih basah karena embun pagi, sapi yang makan bji-bijian gilingan terlalu banyak tetapi kurang mendapat hijauan yang berserat kasar tinggi, serta sapi yang terlalu banyak makan hijauan jenis leguminosa.
Tanda-tanda bloat :
a.       Lambung sebelah kiri membesar dan kencang
b.      Lambung kiri tersebut bila diketuk dengan jari berbunyi seperti drum
c.       Pernafasan terganggu dan bekerja berat
Tindakan yang perlu dilakukan :
  1. Tidak amemberi pakan leguminosa berlebihan (maksimal 50%)
  2. Tidak menggembalakan ternak terlalu pagi atau di lapangan basah
  3. Tidak memberi pakan biji-bijian tanpa diimbangi hijauan berserat kasar tinggi.

2.  Belatungan (miasis)
Miasis adalah akibat luka yang diinfeksi oleh lalat, sehingga lalat berkembang biak (bertelur) dan menghasilkan larva (belatung).  Tanda klinis terlhat jelas adanya belatung.
Pengobatan dilakukan dengan cara membersihkan belatung dengan insektisida.  Dapat juga dengan obat gusaneks, kapur barus yang dihancurkandan tembakau, kemudian luka diperban dan pengobatan diulang 2-3 kali.  Pemberian yodium tentur dapat dipakai untuk mempercepat peyembuhan.
Pencegahan dilakukan dengan mengurangi adanya lalat di kandang dan menghindarimluka.  Adanya darah mengundan lalat untuk hinggap dan bertelur, sehingga bila ada darah harus dibersihkan, mislnya darah setelah melahirkan.

3.  Radang susu (Mastitis)
Disebabkan infeksi kuman pada sel kelenjar susu. Tanda klinis yaitu ambing mebengkak dan kemerahan, panas dan kesakitan.  Bila diperah, air susu dapat berwarna pucat, kuning tua, kehijauan atau kemerahan.  Pengobatan dengan cara memberikan anti biotik suntikan ke dalam otot/ambing melalui putting susu.  Sebelum menyuntikkan antibiotik, air susu diperah dulu smapai habis.  Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang sebelum dan setelah pemerahan.  Daerah di sekitar ambing/putting dibersihkan.

4.  Demam susu (milk fever)
Adalah kelainan pada induk bunting yang ada hubungannya dengan proses kelahiran dimana tingkat ion kalsium darah ada di bawah batas normal. 
Tanda klinis berupa gerakan-gerakan yang tidak terkontrol (berjalan kaku, sempoyongan, tubuh bergetar), lemah, gelisah dan pernafasan cepat.  Ternak biasanya berbaring sambil menengokkan kepala ke arah anggota tubuh bagian belakang.  Suhu tubuh biasanya normal.  Bila tidak dilakukan pertolongan dapat mengakibatkan kematian.







Dari tahun ke tahun ribuan ternak menjadi korban penyakit radang limpha (anthrax), ribuan ternak lainnya terkena serangan penyakit mulut dan kuku, penyakit surra dan sebagainya.
Sehubungan dengan hal itu peternak harus mengetahui penyebab gejala, dan serangan berbagai jenis penyakit, serta tata cara pencegahan dan pembasmiannya.  Beberapa penyakit yang biasa berjangkit di Indonesia antara lain sebagai berikut :
1.  Radang Limpa (Anthrax)
Gejala :
-          Suhu tubuh biasanya sangat tinggi, tetapi sesudah tiga hari turun
-          Nafsu makan hilang sama sekali
-          Pada awalnya penderita sulit buang kotoran (konstipasi), tetapi kemudian menjadi diare, kotoran bercampur air dan darah
-          Kadang-kadang darah juga keluar dari mulut, hidung dan vulva
-          Kematian ternak akibat anthrax bisa terjadi di mana saja dan pada sembarang waktu.

Penyebab :
Penyebabnya adalah bakteri Bacillus anthracis.  Bakteri ini bentuknya panjang, terbungkus kapsul.  Pada kondisi kurang menguntungkan, bakteri ini akan membentuk spora untuk melindungi dirinya, sehingga ia mampu bertahan hidup dalam segala cuaca dalam waktu bertahun-tahun.  Ia juga bisa hidup pada suasana anaerob, sehingga apabila mereka terbenam dalam lapisan tanahpun tetap bisa bertahan hidup;  pada saat tanah tergenang air, dicangkul atau dibajak, mereka akan terangkat ke atas.

Bakteri ini kecuali berinfeksi pada hewan, juga bisa mnular pada manusia, sebab bakteri ini termasuk zoonosis, yakni jenis penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya.  Untuk membasmi spora ini, diperlukan panas bersuhu 90oC selama 45 menit dan 100oC selama 10 menit.

No comments:

Post a Comment