Friday, 8 January 2016

lapooran praktikum pengolahan padang pengembalaan

BAB I PENDAHLUAN
A.Latar Belakang
Padang penggembalaan merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant famili Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume, dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Padang penggembalaan daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat.
Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya  sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100% . Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%
Upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat  juga berfungsi sebagai Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pertambahan populasi yang begitu pesat akan menyebabkan peningkatan kebutuhan suplai pakan hijauan, hal ini akan mengakibatkan lebih banyak sumber daya lahan yang diperlukan untuk dijadikan sebagai tempat penggembalaan ternak.
 Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta  disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak
Permasalah utama penyediaan hijauan pakan  antara lain:
1)      fluktuasi produksi karena musim,
2)       rendahnya kualitas hijauan terutama rumput lokal,
3)      tingginya laju konversi lahan pangonan, dan
4)      sebaran lahan dan sumber bibit tanaman pakan di masyarakat sangat terbatas. Bibit dan benih tanaman pakan merupakan komponen sangat penting dalam sistem produksi hijauan pakan, namun rendahnya ketersediaan bibit dan benih menjadi pembatas perkembangan hijauan pakan nasional. Keadaan ini dialami oleh peternak di sebagian besar wilayah Indonesia. Programprogram penyediaan hijauan pakan yang selama ini telah dilakukan melalui pemberdayaan peternak maupun SMD sering terkendala oleh minimnya ketersediaan bibit dan benih tanaman pakan di masyarakat.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam praktikum pengelolaan padang penggembalaan ini adalah mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran komposisi botani dari suatu areal, pengukuran kapasitas tampung  suatu lahan terhadap satuan ternak,  mengukur kemampuan klas pastural serta mengetahui pola intergrasi ternak terhadap hijauan makanan ternak kedalam pola pertanian dan perkebunan.
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan praktiukum ini yakni mahasiswa dibekali ilmu pegetahuan yang praktis dan Aplikatif serta tepat guna sehingga mahasiswa mebdaptkan pengalaman yang cukup berarti sehingga pada nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.




BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 Brachiaria humidicola disebut juga dengan Brachiaria dictyoneura dengan nama umum rumput Koronivia. Brachiaria humidicola merupakan rumput tahunan berasal dari Afrika Selatan yang kemudian menyebar ke daerah Fiji dan Papua New Guinea (Anderson, J.M., and C.B. Osmond, 1987).
Batang yang berkembang tingginya dapat mencapai 20-60 cm. Helai daun berwarna hijau terang (Bright green ) dengan panjang 12-25 cm dan lebar 5-6 mm (Apandi, W. F. 2007).
Rumput ini biasanya digunakan sebagai hijauan dalam padang penggembalaan permanen (Bogdan. 1977).
Bentuk Brachiaria humidicola dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bentuk Brachiaria humidicola
Sumber : Forages fact sheets, 2005

 Brachiaria humidicola merupakan rumput yang tahan terhadap kekeringan dan genangan namun tidak setahan Brachiaria mutica. Rumput ini juga tahan terhadap penggembalaan berat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap invasi gulma, tetapi kurang cocok bila dilakukan penanaman dengan campuran leguminosa, hal ini karena pertumbuhan Brachiaria humidicola cepat sekali menutup tanah sehingga akan menekan pertumbuhan leguminosa (Hakim, N. Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G. B. Hong dan Balley. 1986).
Brachiaria humidicola dapat tumbuh dengan baik apabila di tanam di bawah pohon kelapa serta sangat efektif untuk menahan erosi. Kapasitas produksinya dapat mencapai 20 ton/ha (Hardjowigeno, S. 1987).
Produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar 1,5 ton BK/tahun. Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu wilayah menunjukkan populasi maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah tersebut selanjutnya kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan dan produktivitas lahan (Humphreys, L. R. 1980).
Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh iklim, produktivitas tanah, dan pola pertanian yang dilakukan didaerah tersebut. (Susetyo, 1980)
Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah curah hujan, tinggi rendahnya curah hujan disuatu daerah berpengaruh langsung terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila pertumbuhan tanaman terganggu maka produksinya terganggu pula. (Jayadi, S. 1991)
            Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara keadaan lingkungan di sekitarnya yang berinteraksi dan selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan yang lain. (Jones, R. M.., J. C. Tothil and R.J. Jones. 1987)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies tanaman, kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan persaingan nutrisi (Junita, F., S. Nurhayatini, dan D. Katsono. 2002).



BAB III PROSEDUR KERJA
A.   Metode Praktikum
1.  Luas plot masing-masing 3x2,5 m, diantara plot dibuat draenase 20-30 cm.
2.  Jarak tanam 75x75 cm.
3.  Bibit rumput yang ditanam yaitu rumput Brachiaria Humudicola (BH) dan rumput Kolonjono.
Pada papan nama
a.     Nama Mahasiswa
b.     NIM
c.      Nama latin, nama Inggris dan nama Indonesia dari rumput yang ditanam.
d.     Tanggal penanaman
4.  Batas penanaman paling lambat tanggal 24 Februari 2013 (apabila terlambat, perminggu nilai dikurangi 10% dari total nilai prktikum).
5.  Perlakuan pupuk kandang yaitu 0, 1/2, 1, 1 ½, dan 2 kg/rumpum/lubang tanam
6.  Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, dan pembersihan weed.
7.  Pengamatan tanaman :
a.     Tinggi tanaman diukur pada umur 5,7, dan 9 minggu (cm/hari)
b.     Jumlah anakan diukur pada umur 5, 7, dan 9 minggu (batang/rumpun)
c.      Pemotongan dilakukan pada umur 5, 7, dan 9 minggu, caranya dengan diacak/random nama mahasiswa yang melakukan pemotongan minggu ke 5, 7, dan 9 (g/ /hari)
8.  Laporan harian dibuat setiap minggu dan diserahkan kepada asisten yang bertugas di lapangan.
9.  Laporan lengkap paling lambat 1 minggu praktikum selesai.
B.   Tempat Dan Waktu
Praktikum  dilakukan di Kebun Percobaan jurusan peternakan Fakultas Pertanaian dari tgl 20 Februari-Mei. Tanaman yang digunakan adalah  rumpun rumput B. humidicola.

C.    Alat Dan Bahan
Alat :
v Cangkul
v Parang
v Timbangan
v Meteran
v Karung
v Kantong Plastik
v Papan nama
v Spidol
v Gunting
v Ember

Bahan :
v Pupuk kandang
v Rumput BH





D.   Tata Laksana Pengolahan
Dalam melaksanakan kegiatan praktikum pengelolaan padang penggembalaan maka perlu diketahui komponen kegiatan. Komponen dari kegiatan ini adalah pengukuran lahan, pembersihan lahan dan pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, penyiraman dan pengadaan sarana produksi. Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan padang penggembalaan adalah sebagai berikut :
1.      Pengukuran lahan
Pengukuran dilaksanakan dengan memakai alat ukur. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mendapatkan minimal luas lokasi, keliling lokasi atau “Row meting” dan lain-lain sesuai keperluan.
2.      Pembersihan Lahan dan Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan mempersiapkan media tumbuh yang optimum bagi suatu tanaman. Tanah yang diolah secara baik menyangkut pengertian :
a.       Menciptaka keadaan tanah olah siap tanam sehingga tanaman yang dibudidayakan tumbuh dengan baik.
b.      Membersihkan tanah dari tumbuhan-tumbuhan pengganggu (weed)
c.       Menjamin perkembangan sistem perakaran
d.      Memperhatikan kelestarian kesuburan tanah dan persediaan air.

         
Gambar 2. Pembersihan lahan dan pengolahan tanah


3.      Pemupukan
Pemberian pupuk kompos akan sangat bermanfaat bagi kondisi fisik tanah tersebut, karena akan memperbaiki kandang maupun struktur tanah.

4.      Penanaman
Penanaman dapat dimulai setelah jatuh hujan pertama, hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah jenis hijauan yang akan ditanam. Penanaman dapat dilakukan dengan stek ataupun sobekan rumput(pools), untuk jenis yang membentuk stolon ataupun rhizome penanaman dapat dilakukan dengan potongan–potongan stolon dan rhizoma.
Keputusan menanam suatu jenis hijauan makanan ternak yang unggul, perlu pertimbangan jenis yang sesuai dengan alam setempat dan sistim penyajian yang akan dilakukan. Faktor penentu dalam usaha penggembangan hijauan makanan ternak dan faktor yang perlu diperhatikan adalah: curah hujan, jenis tanah dan ketinggian diatas permukaan laut.

Gambar 3. Penanaman






5.       Penyiraman
Umumnya penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari. Selain itu, meskipun kondisi tanaman sudah sangat kering, kita tidak boleh menggenangi tanaman lebih dari 12 jam karena akan menyebabkan pembusukan akar. Penyiraman yang berlebihan juga memicu pemadatan media tanam. Akibatnya daun akan menjadi rontok
            
Gambar 4. Penyiraman

6.      Sarana Poduksi
Sarana produksi dari kegiatan ini meliputi pupuk, bibit/ benih rumput unggul pengembalaan yang tahan injakan.













BAB IV PEMBAHASAN
A.   RUMPUT Brachiaria Humudiola (BH)
1.     Deskripsi rumput Brachiaria Humudicola
 
Gambar 5. Rumput Brachiaria humidicola
Nama umum : Rumput BH                      
Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman
Ø  Penutup tanah,
Ø  Penahan erosi
Ø  Padang penggembalaan        
Gambaran umum
Ø  Menyebar dengan stolon dan rizoma
Ø  Membentuk hamparan lebat
Ø  Sangat tahan penggembalaan berat
Persyaratan tumbuh
Ø  Tumbuh pada ketinggian 1.000-2.000 m diatas permukaan laut
Ø   Curah hujan 1.299 mm/tahun.
Ø  Tolerans terhadap kesuburan tanah yang rendah
Ø  Tahan terhadap genangan air
Ø  Tolerans terhadap panas, kekeringan dan dapat tumbuh kembali
setelah pembakaran terbakar
Ø  Responsif terhadap pemupukan N
Ø  Dapat beradaptasi pada semua jenis tanah
Ø  pH tanah rendah (asam) sampai tinggi (basa)
Pengelolaan
Ø  Berkembang dengan biji
Ø  Dapat ditanam bersama Siratro dan Centro yang paling baik dengan Arachis pintoi
Perbanyakan
Ø  Dengan sobekan rumput (pols), jarak tanam 1x2 m
Ø  Dengan biji 2-5 kg/ha.
Produksi
Ø  Benih 200 kg/ha biji
Ø  Hijauan 25 ton bahan kering/ha

2.      Kebutuhan Ternak
Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya  sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100% . Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%.
Agar ketersediaan  hijauan pakan ternak tidak kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta  disesuaikan dengan kapasitas tampung.
Dalam usaha pengembangan usaha ternak ruminansia, penyediaan hijauan menjadi sangat penting, sehingga  dengan kondisi wilayah yang lahannya semakin menyempit, salah satu jalan untuk menanggulangi penyediaan hijauan adalah melalui budidaya hijauan makanan ternak.
Untuk membudidayakan pakan ternak, maka perlu dilakukan pengolahan lahan terlebih dahulu. Tanah yang diolah akan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari hijauan pakan yang hendak ditanam.

B.   Respon pertumbuhan rumput Brcahiaria Humudicola
1.      Penyebaran Panjang Atau Tinggi Rumput
Ø  Tinggi/panjang tanaman umur 5 minggu (cm)
PERLAKUAN
DOSIS PUPUK (kg)
TINGGI TANAMAN (cm)
TOTAL
RATA-RATA
T1
T2
T3
P0
0
35
42
41
118
39,34
P1
0,5
46
48
52
146
48,67
P2
1
54
58
53
165
55
P3
1,5
56
54
58
168
56
P4
2
63
57
57
177
59
Tabel.1. Tinggi/panjang  rumput Brachiaria Humudicola umur 5 minggu

Ø  Tinggi tanaman umur 7 minggu (cm)
PERLAKUAN
DOSIS PUPUK (kg)
TINGGI TANAMAN (cm)
TOTAL
RATA-RATA
T1
T2
T3
P0
0
94
97
101
 292
 97,34
P1
0,5
103
98,5
104,5
 306
 102
P2
1
106
103
112
 321
 107
P3
1,5
108,5
116
110,5
 335
 111,67
P4
2
115
117,5
114,5
 347
 115,67
Tabel.2. Tinggi/panjang rumput Brachiaria Humudicola umur 7 minggu          



Ø  Tinggi tanaman umur 9 minggu (cm)
PERLAKUAN
DOSIS PUPUK (kg)
TINGGI TANAMAN (cm)
TOTAL
RATA-RATA
T1
T2
T3
P0
0
141
143
140
 424
 141,34
P1
0,5
155
154
157
 466
 155,34
P2
1
172
170
175
 517
 172,34
P3
1,5
175
178
176
 529
 176,34
P4
2
182
180
178
 540
 180
                 Tabel.3. Tinggi/panjang rumput Brachiaria Humudicola umur 9 minggu

            Hasil pengamatan pada tanaman umur 5,7 dan 9 minggu menunjukkan bahwa rataan panjang penyebaran rumput tanpa pupuk (P0) tidak terlalu pesat seperti halnya rumput yang diberikan perlakuan P1, P2,P3 dan P4
Berdasarkan hasil pengamatan, pada minggu ke 5, 7, dan 9 menunjukkan bahwa perlakuan P4 memberikan rataan panjang penyebaran yang paling cepat dan paling panjang. Sedangkan pada perlakuan P3 rataan panjang penyebarannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan P2 dan P1,sedangkan pada perlakuan P0 rataan panjang penyebarannya paling lambat dan paling pendek.
 Hasil ini membuktikan bahwa pemberian pupuk kandang dengan dosis yang berbeda dapat meningkatkan pertumbuhan panjang penyebaran yang berbeda pula tergantung dosis yang diberikan.
 Hal ini juga terbukti dari hasil pengukuran (pengamatan) panjang rumput yang dilakukan pada umur 5,7,dan 9 minggu dimana perlakuan P4 memiliki rata-rata panjang yang lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P3,P2 dan P1. Sedangkan pada perlakuan P0 memiliki rata-rata panjang yang lebih rendah hal ini disebabkan karna perlakuan P0 dilakukan tanpa pupuk. Perbedaan hasil rataan panjang penyebaran rumput dengan perlakuan P4,P3,P2,P1, dan P0 disebabkan kaarna pemberian dosis pupuk yang berbeda. Hal ini juga dapat dilihaat pada Grafik.1.Rata-rata penyebaran panjang rumput umur 5,7, dan 9 minggu.


Grafik.1.Rata-rata penyebaran panjang rumput umur 5,7, dan 9 minggu.

2.      Pertumbuhan Jumlah Anakan
Ø  Jumlah anakan tanaman umur 5 minggu (batang/rumpun)
PERLAKUAN
DOSIS PUPUK (kg)
ANAKAN (btng/rmpun)
TOTAL
RATA-RATA
T1
T2
T3
P0
0
4
3
5
 12
 4
P1
0,5
4
6
5
 15
 5
P2
1
6
6
7
 19
 6,33
P3
1,5
8
9
7
 24
 8
P4
2
9
8
8
 25
 8,33
Tabel.4. Jumlah anakan rumput Brachiaria Humudicola umur 5 minggu

Ø  Jumlah anakan tanaman umur 7 minggu (batang/rumpun)
PERLAKUAN
DOSIS PUPUK (kg)
ANAKAN(btng/rmpun)
TOTAL
RATA-RATA
T1
T2
T3
P0
0
6
5
7
 18
 6
P1
0,5
7
8
8
 23
 7,66
P2
1
9
8
9
 26
 8,66
P3
1,5
10
11
9
 30
 10
P4
2
11
13
11
 35
 11,66
Tabel.5. Jumlah anakan rumput Brachiaria Humudicola umur 7 minggu

Ø  Jumlah anakan tanaman umur 9 minggu (batang/rumpun)
PERLAKUAN
DOSIS PUPUK (kg)
ANAKAN (btng/rmpun)
TOTAL
RATA-RATA
T1
T2
T3
P0
0
10
10
11
 31
 10,33
P1
0,5
11
11
12
 32
 10,66
P2
1
13
13
12
 38
 12,66
P3
1,5
15
15
14
 44
 14,66
P4
2
18
15
17
 50
 16,66
              Tabel.6. Jumlah anakan rumput Brachiaria Humudicola umur 9 minggu

Peningkatan rataan jumlah anakan dipengaruhi oleh kemampuan rumput dalam menyerap hara dari tanah dengan adanya pemberian unsur hara (pupuk).
Berdasarkan Tabel.6. dapat dilihat bahwa rataan jumlah anakan pada minggu terakhir pengamatan, hasil paling tinggi terdapat pada perlakuan P4. Sedangkan pada rumput tanpa perlakuan (P0), walaupun setiap minggu jumlah anakan bertambah namun pertambahan berjalan sangat lambat.
Rataan jumlah anakan pada perlakuan P4 lebih tinggi dan lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan P3,P2 dan P1. Hal ini disebabkan karena kandungan hara pada pupuk kandang pada perlakuan P4 lebih tinggi daripada kandungan hara pada perlakuan P3,P2, dan P1. Sehingga pada perlakuan P4 zat hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan rumput tercukupi. Keadaan ini lain halnya pada rataan jumlah anakan pada perlakuan tanapa pupuk (P0), dimana jumlah anakan pada perlakuan P0 lebih sedikit dan pertambahan sangat lambat.
Pada minggu ke-9, terjadi peningkatan rataan jumlah anakan primer pada ke-5  perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa rumput B. humidicola sudah beradaptasi dengan lingkungan sehingga pertumbuhannya semakin bertambah seiiring dengan bertambahnya hari/minggu. Perlakuan P4 memiliki rataan jumlah anakan yang lebih pesat dibandingkan dengan perlakuan lainnya, namun pada minggu akhir pengamatan jumlah anakan pada perlakuan ini tidak berbeda jauh dengan jumlah anakan pada minggu ke 5 dan 7.
Grafik.2.Rata-rata pertumbuhan anakan rumput umur 5,7,dan 9 minggu
3.      Berat Pemotongan rumput
Ø  Berat Pemotongan rumput yang dilakukan pada umur 9 minggu (g/ /hari)

PERLAKUAN
DOSIS PUPUK (kg)
TANAMAN
TOTAL
RATA-RATA
T1
T2
T3
P0
0
1052
1081
800
2933
977,667
P1
0,5
1155
1210
1173
3538
1179,34
P2
1
1205
1310
1302
3817
1272,34
P3
1,5
1420
1433
1400,5
4253,5
1417,84
P4
2
1430
1416
1528
4374
1458
              Tabel.7.berat pemotongan rumput Brachiaria Humudicola umur 9 minggu

Berdasarkan hasil penimbangan rumput, perlakuan P0 memiliki kontribusi yang berbeda nyata, dimana perlakuan P0 lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Rataan produksi rumput dengan perlakuan P4 lebih besar daripada pada daripada perlakuan lainnya. Walaupun memiliki rataan produksi tertinggi, namun, perlakuan P3,P2 dan P1 memiliki rataan produksi panjang penyebaran lebih
tinggi dibandingkan dengan P0.
Semakin banyak jumlah anakan dalam satu tanaman maka semakin tinggi produktivitas tanaman tersebut. Berdasarkan hasil yang dieroleh, setiap perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata  terhadap rataan produksi jumlah anakan B. humidicola pada panen.

Grafik.3.Rata-rata berat pemotongan rumput Brachiaria Humudicola

C.   Kapasitas Tampung
Kapasitas tampung adalah kemampuan suatu pastura menampung ternak tanpa menyebabkan kerusakan pada padang rumput dan ternak. Kapasitas tampung berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam produksi tanah, curah hujan dan penyebarannya, topografi dan lain-lain. Oleh karena itu sebaiknya diisi dengan ternak sesuai dengan kemampuannya. Taksiran kapasitas tampung dapat didasarkan pada jumlah hijauan yang tersedia.






D.   Penghitungan Kapasitas Tampung

1.      Taksiran kapasitas tampung dari hasil praktikum yang diperoleh :

-          Produksi hijauan 18916 g/15 lubang
-          Rata-rata 1262 g/lubang
-          Jarak tanam 75 cm x75 cm = 0,36
-          Produksi hijauan/  = 2254
-          Paper use 50%
-          Hijauan yang tersedia/  =  x 2254 =1127 g/
-          R = 60 hari
S = 30 hari
-          Kebutuhan hijauan/AU= 35 g
-          Luas lahan utuk per hari=  x 1 m = x 1m=15,53
-          Kebuhan lahan utuk 30 hari= 15,53  x 30= 465,9
(Y-1) S=R
 Y=3
-          Kebuuuhan/tahun = 4 x 465,9 = 1864 AU/ha/tahun
-          Kapasitas tampung =  x 1 AU = 5,67 AU/ha/tahun

Jadi taksiran kapasitas tampung dari hasil praktikum yang diperoleh yaitu 7,16 AU/ha/tahun7,16 AU/ha/tahun.

                       





BAB V PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Ø Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%.
Ø Kapasitas tampung adalah kemampuan suatu pastura menampung ternak tanpa menyebabkan kerusakan pada padang rumput dan ternak.
Ø Pemberian pupuk kandang yang tinggi pertumbuhan jumlah anakan dan tinggi tanaman cenderung meningkat, walaupun peningkatannya tidak berbeda nyata antara pemupukan sedang dengan pemupukan tinggi pada pada rumput Brachiaria Humudicola. Tingkat produksi rumput sangat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan akar dan perhunbuhan daun.
Ø Kapasitas tampung berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam produksi tanah, curah hujan dan penyebarannya, topografi dan lain-lain.

B.     SARAN
Untuk praktikum selanjutnya saya sangat berharap agar lahannya lebih luas lagi.











DAFTAR PUSTAKA
.
.
Apandi, W. F. 2007. Pengaruh interval defoliasi dan pemupukan yang berbeda terhadap produksi rumput Brachiaria humidicola di bawah naungan sengon.
Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bogdan. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants (Grasses and Legumes). Longan
Ltd, London and New York.
Hakim, N. Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G. B. Hong dan Balley. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediterania Sarana Perkasa. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Humphreys, L. R. 1980. A Guide to Better Pastures for The Tropics and Sub-tropics.
4th Ed. Wright Stephenson and Co. Australia.
Jayadi, S. 1991. Tanaman Makanan Ternak Tropika. Karya Ilmiah. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Jones, R. M.., J. C. Tothil and R.J. Jones. 1987. Pastures and Pasture Management in
Junita, F., S. Nurhayatini, dan D. Katsono. 2002. Pengaruh frekuensi penyiraman dan takaran pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil pakchoi. J. ilmu





Lampiran.1.Laporan harian praktikum pengolahan padang pengembalaan
LAPORAN HARIAN KEGIATAN  PRAKTIKUM PENGOLAHAN PADANG PENGEMBALAAN
Tanggal 
Jenis Kegiatan 
Lama Kerja 
 Pagi
 Sore
 Pagi
 Sore
 20-02-2013
-
 Pembagian lahan
 -
 45 menit
 21-02-2013
-
 Pembersihan lahan
 -
 25 menit
 22-02-2013
-
-Pencangkulan tanah
-Pembuatan lubang
-Pemberian pupuk
 -
90 menit
 23-02-2013
-
- Menanam
- Menyiram
 -
 25 menit
 24-02-2013
-Menyiram
 - Menyiram
-Membuat papan nama
 15 menit
 20 menit
 25-02-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
 15 ment
 26-02-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
-Membuat plot
 15 menit
 35 menit
 27-02-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
 28-02-2013
 Hujan
-
 -
 -
 01-03-2013
 Hujan
-
 -
 02-03-2013
 Hujan
-
 -
 -
 03-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
15 menit 
 04-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
-Weeding
 15 menit
25 menit 
 05-03-2013
 -Menyiram
-Mengecek tanaman
 -Menyiram
 25 menit
 15 menit
 06-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
-weeding
 15 menit
 25 menit
 07-03-2013
-
 -Menyiram
 -
 15 menit
 08-03-2013
 -Menyiram
 -Mengecek tanaman
 15 menit
 15 menit
 09-03-2013
 -
 -Menyiram
 -
 15 menit
 10-03-2013
 -Menyiram
-Menyiram 
 15 menit
 15 menit
 11-03-2013
 -
 Mengecek tanaman
 -
 15 menit
 12-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
 13-03-2013
-
 -Menyiram
 -
 15 menit
 14-03-2013
-
 -Menyiram
 -
 15 menit
 15-03-2013
-
 -Menyiram
 -
 15 menit
 16-03-2013
 -Menyiram
-Menyiram 
 15 menit
 15 menit
 17-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
 18-03-2013
 Hujan
 Hujan
 -
 19-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
-Weeding
 15 menit
 25 menit
 20-03-2013
 Mengecek tanaman
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
 21-03-2013
 -Menyiram
-Menyiram 
 15 menit
 15 menit
 22-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
 23-03-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
24-03-2013
 Hujan
 Hujan
 -
 -
 25-03-2013
-
 -Menyiram
-Weeding
 -
 25 menit
 26-03-2013
-
 -Menyiram
 -
 15 menit
 27-03-2013
-
 -Menyiram
-Mengecek tanaman
 -
 25 menit
 28-03-2013
-
-
 -
 -
 29-03-2013
 -Menyiram
-Menyiram 
 15 menit
 15 menit
 30-03-2013
 -Menyiram
-Menyiram 
 15 menit
 15 menit
 31-03-2013
-
 -Menyiram
-Weeding
 -
 25 menit
 01-04-2013
-Menyiram
Hujan 
 15 menit
 -
02 -04-2013
-
-Mengukur panjang rumput
-Menghitung jumlah anakan
 -Menyiram
 -
 60 menit
03 -04-2013
-
 -Menyiram
 -
 15 menit
04 -04-2013
 -Menyiram
-
 15 menit
 -
 05-04-2013
 -Menyiram
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
 06-04-2013
-
-Menyiram 
 -
 15 menit
 07-04-2013
-
-Menyiram 
 -
 15 menit
08 -04-2013
 Mengecek tanaman
 -Menyiram
 15 menit
 15 menit
 09-04-2013
 -Menyiram
 Hujan
 15 menit
 -
 10-04-2013
-
 Hujan
 -
 -
11 -04-2013
-
 -Menyiram
 -
15 menit 
12 -04-2013
 -Menyiram
-
 15 menit
 13-04-2013
 -Menyiram
 Hujan
 15 menit
 -
 14-04-2013
 Mengecek tanaman
 Hujan
 15 menit
 -
 15-04-2013
 Mengecek tanaman
-
 15 menit
 -
16 -04-2013
-
  -Menyiram
 -
 15 menit
 17-04-2013
  -Menyiram
-Mengukur  panjang rumput
-Menghitung julah anakan
-Menyiram
 15 menit
 60 menit
 18-04-2013
 -
  -Menyiram
 -
 15 menit
19 -04-2013
-
-
 -
20 -04-2013
  -Menyiram
  -Menyiram
 15 menit
15 menit 
 21-04-2013
  -Menyiram
  -Menyiram
 15 menit
15 menit
 22-04-2013
-
  -Menyiram
 -
 15 menit
 23-04-2013
-
  -Menyiram
 -
 15 menit
24 -04-2013
 Mengecek tanaman
  -Menyiram
 15 menit
 15 menit
25-04-2013
Hujan
Hujan
-
-
26-04-2013
-
Hujan
-
-
27-04-2013
-
 -Mengecek tanaman
-
15 menit
28-04-2013
-
 -Menyiram
-
15 menit
29-04-2013
 -Menyiram
Hujan
15 menit
-
30-04-2013
-
 -Menyiram
-
15 menit
01-05-2013
-
-Mengukur panjang rumput
-menghitung jumlah anakan
-Memotong rumput
-
90 menit
02-05-2013
Menimbang rumput
30 menit