BAB I PENDAHLUAN
A.Latar Belakang
Padang penggembalaan merupakan suatu
areal yang ditumbuhi vegetasi dominant famili Gramineae dan mungkin juga
terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume, dan herba lainya yang digunakan
untuk makanan ternak. Padang penggembalaan daerah tropic biasanya menghasilkan
hijauan yang melimpah pada musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman
biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat.
Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak
Ruminansia, besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau
bisa mencapai 100% . Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan
yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat
berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan
legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%
Upaya peningkatan produksi ternak
harus seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hijauan. Karena
pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai Bulk dan juga sebagai sumber
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pertambahan populasi yang begitu
pesat akan menyebabkan peningkatan kebutuhan suplai pakan hijauan, hal ini akan
mengakibatkan lebih banyak sumber daya lahan yang diperlukan untuk dijadikan
sebagai tempat penggembalaan ternak.
Untuk menjaga agar
ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu
alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh
secara alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap Tanaman
makanan ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat, selain itu perlu
adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan
berbagai jenis hijauan unggul serta disesuaikan dengan kapasitas tampung
terhadap jumlah ternak
Permasalah utama
penyediaan hijauan pakan antara lain:
1) fluktuasi
produksi karena musim,
2) rendahnya kualitas hijauan terutama rumput
lokal,
3) tingginya
laju konversi lahan pangonan, dan
4) sebaran lahan dan sumber bibit tanaman pakan di
masyarakat sangat terbatas. Bibit dan benih tanaman pakan merupakan komponen
sangat penting dalam sistem produksi hijauan pakan, namun rendahnya
ketersediaan bibit dan benih menjadi pembatas perkembangan hijauan pakan
nasional. Keadaan ini dialami oleh peternak di sebagian besar wilayah
Indonesia. Programprogram penyediaan hijauan pakan yang selama ini telah dilakukan melalui
pemberdayaan peternak maupun SMD sering terkendala oleh
minimnya ketersediaan bibit dan benih tanaman pakan di
masyarakat.
B.
Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam praktikum pengelolaan
padang penggembalaan ini adalah mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran
komposisi botani dari suatu areal, pengukuran kapasitas tampung suatu
lahan terhadap satuan ternak, mengukur kemampuan klas pastural serta
mengetahui pola intergrasi ternak terhadap hijauan makanan ternak kedalam pola
pertanian dan perkebunan.
C.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan praktiukum ini
yakni mahasiswa dibekali ilmu pegetahuan yang praktis dan Aplikatif serta tepat
guna sehingga mahasiswa mebdaptkan pengalaman yang cukup berarti sehingga pada
nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Brachiaria humidicola disebut juga dengan Brachiaria
dictyoneura dengan nama umum rumput Koronivia. Brachiaria humidicola merupakan
rumput tahunan berasal dari Afrika Selatan yang kemudian menyebar ke daerah
Fiji dan Papua New Guinea (Anderson,
J.M., and C.B. Osmond, 1987).
Batang yang
berkembang tingginya dapat mencapai 20-60 cm. Helai daun berwarna hijau terang
(Bright green ) dengan panjang 12-25 cm dan lebar 5-6 mm (Apandi, W. F. 2007).
Rumput ini
biasanya digunakan sebagai hijauan dalam padang penggembalaan permanen (Bogdan. 1977).
Bentuk Brachiaria
humidicola dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber : Forages fact sheets, 2005
Brachiaria humidicola merupakan rumput yang
tahan terhadap kekeringan dan genangan namun tidak setahan Brachiaria mutica.
Rumput ini juga tahan terhadap penggembalaan berat dan mempunyai ketahanan yang
tinggi terhadap invasi gulma, tetapi kurang cocok bila dilakukan penanaman dengan
campuran leguminosa, hal ini karena pertumbuhan Brachiaria humidicola cepat
sekali menutup tanah sehingga akan menekan pertumbuhan leguminosa (Hakim, N. Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G. B. Hong dan
Balley. 1986).
Brachiaria
humidicola dapat tumbuh dengan baik apabila di tanam di bawah pohon kelapa serta
sangat efektif untuk menahan erosi. Kapasitas produksinya dapat mencapai 20
ton/ha (Hardjowigeno, S. 1987).
Produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan
pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar
1,5 ton BK/tahun. Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu wilayah
menunjukkan populasi maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah
tersebut selanjutnya kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan
dan produktivitas lahan (Humphreys,
L. R. 1980).
Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh
iklim, produktivitas tanah, dan pola pertanian yang dilakukan didaerah
tersebut. (Susetyo, 1980)
Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah
curah hujan, tinggi rendahnya curah hujan disuatu daerah berpengaruh langsung
terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila pertumbuhan tanaman
terganggu maka produksinya terganggu pula. (Jayadi, S. 1991)
Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara keadaan lingkungan di
sekitarnya yang berinteraksi dan selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan
mempengaruhi pertumbuhan yang lain. (Jones,
R. M.., J. C. Tothil and R.J. Jones. 1987)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies
tanaman, kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan
persaingan nutrisi (Junita, F., S.
Nurhayatini, dan D. Katsono. 2002).
BAB
III PROSEDUR KERJA
A. Metode
Praktikum
1. Luas
plot masing-masing 3x2,5 m, diantara plot dibuat draenase 20-30 cm.
2. Jarak
tanam 75x75 cm.
3. Bibit
rumput yang ditanam yaitu rumput Brachiaria
Humudicola (BH) dan rumput Kolonjono.
Pada papan nama
a. Nama
Mahasiswa
b. NIM
c. Nama
latin, nama Inggris dan nama Indonesia dari rumput yang ditanam.
d. Tanggal
penanaman
4.
Batas penanaman paling
lambat tanggal 24 Februari 2013 (apabila terlambat, perminggu nilai dikurangi
10% dari total nilai prktikum).
5.
Perlakuan pupuk kandang
yaitu 0, 1/2, 1, 1 ½, dan 2 kg/rumpum/lubang tanam
6.
Pemeliharaan tanaman meliputi
penyiraman, pemupukan, dan pembersihan weed.
7.
Pengamatan tanaman :
a.
Tinggi tanaman diukur
pada umur 5,7, dan 9 minggu (cm/hari)
b.
Jumlah anakan diukur
pada umur 5, 7, dan 9 minggu (batang/rumpun)
c.
Pemotongan dilakukan
pada umur 5, 7, dan 9 minggu, caranya dengan diacak/random nama mahasiswa yang
melakukan pemotongan minggu ke 5, 7, dan 9 (g/
/hari)
8.
Laporan harian dibuat
setiap minggu dan diserahkan kepada asisten yang bertugas di lapangan.
9.
Laporan lengkap paling
lambat 1 minggu praktikum selesai.
B. Tempat
Dan Waktu
Praktikum
dilakukan di Kebun Percobaan jurusan peternakan Fakultas Pertanaian dari
tgl 20 Februari-Mei. Tanaman yang digunakan adalah rumpun rumput B. humidicola.
C.
Alat Dan Bahan
Alat :
v Cangkul
v Parang
v Timbangan
v Meteran
v Karung
v Kantong Plastik
v Papan nama
v Spidol
v Gunting
v Ember
Bahan
:
v Pupuk kandang
v Rumput BH
D.
Tata Laksana Pengolahan
Dalam melaksanakan kegiatan praktikum
pengelolaan padang penggembalaan maka perlu diketahui komponen kegiatan.
Komponen dari kegiatan ini adalah pengukuran lahan, pembersihan lahan dan
pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, penyiraman dan pengadaan sarana
produksi. Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan padang penggembalaan
adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran
lahan
Pengukuran
dilaksanakan dengan memakai alat ukur. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk
mendapatkan minimal luas lokasi, keliling lokasi atau “Row meting” dan
lain-lain sesuai keperluan.
2. Pembersihan
Lahan dan Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan mempersiapkan
media tumbuh yang optimum bagi suatu tanaman. Tanah yang diolah secara baik
menyangkut pengertian :
a. Menciptaka
keadaan tanah olah siap tanam sehingga tanaman yang dibudidayakan tumbuh dengan
baik.
b. Membersihkan
tanah dari tumbuhan-tumbuhan pengganggu (weed)
c. Menjamin
perkembangan sistem perakaran
d. Memperhatikan
kelestarian kesuburan tanah dan persediaan air.
Gambar
2. Pembersihan lahan dan pengolahan tanah
3. Pemupukan
Pemberian pupuk kompos akan sangat
bermanfaat bagi kondisi fisik tanah tersebut, karena akan memperbaiki kandang
maupun struktur tanah.
4. Penanaman
Penanaman dapat dimulai setelah
jatuh hujan pertama, hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah jenis
hijauan yang akan ditanam. Penanaman dapat dilakukan dengan stek ataupun
sobekan rumput(pools), untuk jenis yang membentuk stolon ataupun rhizome
penanaman dapat dilakukan dengan potongan–potongan stolon dan rhizoma.
Keputusan menanam suatu jenis
hijauan makanan ternak yang unggul, perlu pertimbangan jenis yang sesuai dengan
alam setempat dan sistim penyajian yang akan dilakukan. Faktor penentu dalam
usaha penggembangan hijauan makanan ternak dan faktor yang perlu diperhatikan adalah: curah hujan, jenis
tanah dan ketinggian diatas permukaan laut.
Gambar
3. Penanaman
5.
Penyiraman
Umumnya penyiraman dilakukan pada
pagi atau sore hari. Selain itu, meskipun kondisi tanaman sudah sangat kering,
kita tidak boleh menggenangi tanaman lebih dari 12 jam karena akan menyebabkan
pembusukan akar. Penyiraman yang berlebihan juga memicu pemadatan media tanam.
Akibatnya daun akan menjadi rontok
Gambar 4. Penyiraman
6.
Sarana Poduksi
Sarana produksi dari kegiatan ini meliputi pupuk,
bibit/ benih rumput unggul pengembalaan yang tahan injakan.
BAB IV PEMBAHASAN
A.
RUMPUT Brachiaria Humudiola
(BH)
1.
Deskripsi rumput Brachiaria
Humudicola
Gambar
5. Rumput Brachiaria humidicola
Nama umum :
Rumput BH
Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman
Ø Penutup
tanah,
Ø Penahan
erosi
Ø Padang
penggembalaan
Gambaran umum
Ø Menyebar
dengan stolon dan rizoma
Ø Membentuk
hamparan lebat
Ø Sangat
tahan penggembalaan berat
Persyaratan tumbuh
Ø Tumbuh
pada ketinggian 1.000-2.000 m diatas permukaan laut
Ø Curah hujan 1.299 mm/tahun.
Ø Tolerans
terhadap kesuburan tanah yang rendah
Ø Tahan
terhadap genangan air
Ø Tolerans
terhadap panas, kekeringan dan dapat tumbuh kembali
setelah pembakaran terbakar
Ø Responsif
terhadap pemupukan N
Ø Dapat
beradaptasi pada semua jenis tanah
Ø pH
tanah rendah (asam) sampai tinggi (basa)
Pengelolaan
Ø Berkembang
dengan biji
Ø Dapat
ditanam bersama Siratro dan Centro yang paling baik dengan Arachis pintoi
Perbanyakan
Ø Dengan
sobekan rumput (pols), jarak tanam 1x2 m
Ø Dengan
biji 2-5 kg/ha.
Produksi
Ø Benih
200 kg/ha biji
Ø Hijauan
25 ton bahan kering/ha
2. Kebutuhan
Ternak
Hijauan
makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya
sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100% . Untuk
memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas
tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan
pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput
60% dan legume 40%.
Agar
ketersediaan hijauan pakan ternak tidak
kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan,
selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang
dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta disesuaikan dengan
kapasitas tampung.
Dalam usaha pengembangan usaha
ternak ruminansia, penyediaan hijauan menjadi sangat penting, sehingga
dengan kondisi wilayah yang lahannya semakin menyempit, salah satu jalan untuk
menanggulangi penyediaan hijauan adalah melalui budidaya hijauan makanan
ternak.
Untuk
membudidayakan pakan ternak, maka perlu dilakukan pengolahan lahan terlebih
dahulu. Tanah yang diolah akan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari hijauan
pakan yang hendak ditanam.
B. Respon
pertumbuhan rumput Brcahiaria Humudicola
1. Penyebaran Panjang Atau Tinggi Rumput
Ø
Tinggi/panjang tanaman umur 5 minggu (cm)
PERLAKUAN
|
DOSIS PUPUK (kg)
|
TINGGI TANAMAN (cm)
|
TOTAL
|
RATA-RATA
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
||||
P0
|
0
|
35
|
42
|
41
|
118
|
39,34
|
P1
|
0,5
|
46
|
48
|
52
|
146
|
48,67
|
P2
|
1
|
54
|
58
|
53
|
165
|
55
|
P3
|
1,5
|
56
|
54
|
58
|
168
|
56
|
P4
|
2
|
63
|
57
|
57
|
177
|
59
|
Tabel.1. Tinggi/panjang rumput Brachiaria Humudicola umur 5 minggu
Ø
Tinggi tanaman umur 7 minggu (cm)
PERLAKUAN
|
DOSIS PUPUK (kg)
|
TINGGI TANAMAN (cm)
|
TOTAL
|
RATA-RATA
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
||||
P0
|
0
|
94
|
97
|
101
|
292
|
97,34
|
P1
|
0,5
|
103
|
98,5
|
104,5
|
306
|
102
|
P2
|
1
|
106
|
103
|
112
|
321
|
107
|
P3
|
1,5
|
108,5
|
116
|
110,5
|
335
|
111,67
|
P4
|
2
|
115
|
117,5
|
114,5
|
347
|
115,67
|
Tabel.2. Tinggi/panjang rumput Brachiaria Humudicola
umur 7 minggu
Ø Tinggi tanaman umur 9 minggu (cm)
PERLAKUAN
|
DOSIS PUPUK (kg)
|
TINGGI TANAMAN (cm)
|
TOTAL
|
RATA-RATA
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
||||
P0
|
0
|
141
|
143
|
140
|
424
|
141,34
|
P1
|
0,5
|
155
|
154
|
157
|
466
|
155,34
|
P2
|
1
|
172
|
170
|
175
|
517
|
172,34
|
P3
|
1,5
|
175
|
178
|
176
|
529
|
176,34
|
P4
|
2
|
182
|
180
|
178
|
540
|
180
|
Tabel.3. Tinggi/panjang rumput Brachiaria Humudicola umur 9 minggu
Hasil pengamatan pada tanaman umur 5,7 dan 9 minggu
menunjukkan bahwa rataan panjang penyebaran rumput tanpa pupuk (P0) tidak
terlalu pesat seperti halnya rumput yang diberikan perlakuan P1, P2,P3 dan P4
Berdasarkan hasil
pengamatan, pada minggu ke 5, 7, dan 9 menunjukkan bahwa perlakuan P4
memberikan rataan panjang penyebaran yang paling cepat dan paling panjang.
Sedangkan pada perlakuan P3 rataan panjang penyebarannya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan perlakuan P2 dan P1,sedangkan pada perlakuan P0 rataan panjang
penyebarannya paling lambat dan paling pendek.
Hasil ini membuktikan bahwa pemberian pupuk
kandang dengan dosis yang berbeda dapat meningkatkan pertumbuhan panjang
penyebaran yang berbeda pula tergantung dosis yang diberikan.
Hal ini juga terbukti dari hasil pengukuran (pengamatan)
panjang rumput yang dilakukan pada umur 5,7,dan 9 minggu dimana perlakuan P4
memiliki rata-rata panjang yang lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P3,P2
dan P1. Sedangkan pada perlakuan P0 memiliki rata-rata panjang yang lebih
rendah hal ini disebabkan karna perlakuan P0 dilakukan tanpa pupuk. Perbedaan
hasil rataan panjang penyebaran rumput dengan perlakuan P4,P3,P2,P1, dan P0
disebabkan kaarna pemberian dosis pupuk yang berbeda. Hal ini juga dapat dilihaat pada Grafik.1.Rata-rata penyebaran
panjang rumput umur 5,7, dan 9 minggu.
Grafik.1.Rata-rata penyebaran panjang rumput umur 5,7, dan 9
minggu.
2.
Pertumbuhan Jumlah Anakan
Ø Jumlah anakan tanaman umur 5 minggu (batang/rumpun)
PERLAKUAN
|
DOSIS PUPUK (kg)
|
ANAKAN (btng/rmpun)
|
TOTAL
|
RATA-RATA
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
||||
P0
|
0
|
4
|
3
|
5
|
12
|
4
|
P1
|
0,5
|
4
|
6
|
5
|
15
|
5
|
P2
|
1
|
6
|
6
|
7
|
19
|
6,33
|
P3
|
1,5
|
8
|
9
|
7
|
24
|
8
|
P4
|
2
|
9
|
8
|
8
|
25
|
8,33
|
Tabel.4. Jumlah anakan
rumput Brachiaria Humudicola umur 5 minggu
Ø
Jumlah anakan tanaman umur 7 minggu (batang/rumpun)
PERLAKUAN
|
DOSIS PUPUK (kg)
|
ANAKAN(btng/rmpun)
|
TOTAL
|
RATA-RATA
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
||||
P0
|
0
|
6
|
5
|
7
|
18
|
6
|
P1
|
0,5
|
7
|
8
|
8
|
23
|
7,66
|
P2
|
1
|
9
|
8
|
9
|
26
|
8,66
|
P3
|
1,5
|
10
|
11
|
9
|
30
|
10
|
P4
|
2
|
11
|
13
|
11
|
35
|
11,66
|
Tabel.5. Jumlah anakan rumput Brachiaria Humudicola
umur 7 minggu
Ø
Jumlah anakan tanaman umur 9 minggu (batang/rumpun)
PERLAKUAN
|
DOSIS PUPUK (kg)
|
ANAKAN (btng/rmpun)
|
TOTAL
|
RATA-RATA
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
||||
P0
|
0
|
10
|
10
|
11
|
31
|
10,33
|
P1
|
0,5
|
11
|
11
|
12
|
32
|
10,66
|
P2
|
1
|
13
|
13
|
12
|
38
|
12,66
|
P3
|
1,5
|
15
|
15
|
14
|
44
|
14,66
|
P4
|
2
|
18
|
15
|
17
|
50
|
16,66
|
Tabel.6.
Jumlah anakan rumput Brachiaria Humudicola umur 9 minggu
Peningkatan rataan jumlah
anakan dipengaruhi oleh kemampuan rumput dalam menyerap hara dari tanah dengan
adanya pemberian unsur hara (pupuk).
Berdasarkan Tabel.6. dapat
dilihat bahwa rataan jumlah anakan pada minggu terakhir pengamatan, hasil
paling tinggi terdapat pada perlakuan P4. Sedangkan pada rumput tanpa perlakuan
(P0), walaupun setiap minggu jumlah anakan bertambah namun pertambahan berjalan
sangat lambat.
Rataan jumlah anakan pada
perlakuan P4 lebih tinggi dan lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan P3,P2
dan P1. Hal ini disebabkan karena kandungan hara pada pupuk kandang pada
perlakuan P4 lebih tinggi daripada kandungan hara pada perlakuan P3,P2, dan P1.
Sehingga pada perlakuan P4 zat hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan rumput
tercukupi. Keadaan ini lain halnya pada rataan jumlah anakan pada perlakuan
tanapa pupuk (P0), dimana jumlah anakan pada perlakuan P0 lebih sedikit dan
pertambahan sangat lambat.
Pada minggu ke-9, terjadi
peningkatan rataan jumlah anakan primer pada ke-5 perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa rumput B.
humidicola sudah beradaptasi dengan lingkungan sehingga pertumbuhannya
semakin bertambah seiiring dengan bertambahnya hari/minggu. Perlakuan P4
memiliki rataan jumlah anakan yang lebih pesat dibandingkan dengan perlakuan lainnya,
namun pada minggu akhir pengamatan jumlah anakan pada perlakuan ini tidak
berbeda jauh dengan jumlah anakan pada minggu ke 5 dan 7.
Grafik.2.Rata-rata pertumbuhan anakan rumput umur 5,7,dan 9
minggu
3.
Berat Pemotongan rumput
Ø
Berat Pemotongan rumput yang dilakukan pada umur 9 minggu (g/
/hari)
PERLAKUAN
|
DOSIS PUPUK (kg)
|
TANAMAN
|
TOTAL
|
RATA-RATA
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
||||
P0
|
0
|
1052
|
1081
|
800
|
2933
|
977,667
|
P1
|
0,5
|
1155
|
1210
|
1173
|
3538
|
1179,34
|
P2
|
1
|
1205
|
1310
|
1302
|
3817
|
1272,34
|
P3
|
1,5
|
1420
|
1433
|
1400,5
|
4253,5
|
1417,84
|
P4
|
2
|
1430
|
1416
|
1528
|
4374
|
1458
|
Tabel.7.berat
pemotongan rumput Brachiaria Humudicola umur 9 minggu
Berdasarkan hasil penimbangan
rumput, perlakuan P0 memiliki kontribusi yang berbeda nyata, dimana perlakuan
P0 lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Rataan produksi rumput
dengan perlakuan P4 lebih besar daripada pada daripada perlakuan lainnya.
Walaupun memiliki rataan produksi tertinggi, namun, perlakuan P3,P2 dan P1
memiliki rataan produksi panjang penyebaran lebih
tinggi dibandingkan dengan P0.
Semakin banyak jumlah
anakan dalam satu tanaman maka semakin tinggi produktivitas tanaman tersebut.
Berdasarkan hasil yang dieroleh, setiap perlakuan yang diberikan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap
rataan produksi jumlah anakan B. humidicola pada panen.
Grafik.3.Rata-rata berat pemotongan rumput Brachiaria Humudicola
C. Kapasitas Tampung
Kapasitas tampung adalah kemampuan
suatu pastura menampung ternak tanpa menyebabkan kerusakan pada padang rumput
dan ternak. Kapasitas tampung berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam
produksi tanah, curah hujan dan penyebarannya, topografi dan lain-lain. Oleh
karena itu sebaiknya diisi dengan ternak sesuai dengan kemampuannya. Taksiran
kapasitas tampung dapat didasarkan pada jumlah hijauan yang tersedia.
D. Penghitungan Kapasitas Tampung
1. Taksiran kapasitas tampung dari
hasil praktikum yang diperoleh :
-
Produksi hijauan 18916 g/15 lubang
-
Rata-rata 1262 g/lubang
-
Jarak tanam 75 cm x75 cm = 0,36
-
Produksi hijauan/
= 2254
-
Paper use 50%
-
Hijauan yang tersedia/
=
x 2254 =1127 g/
-
R = 60 hari
S = 30 hari
-
Kebutuhan hijauan/AU= 35 g
-
Luas lahan utuk per hari=
x 1 m =
x
1m=15,53
-
Kebuhan lahan utuk 30 hari= 15,53
x 30= 465,9
(Y-1) S=R
Y=3
-
Kebuuuhan/tahun = 4 x 465,9
=
1864 AU/ha/tahun
-
Kapasitas tampung =
x 1 AU = 5,67 AU/ha/tahun
Jadi
taksiran kapasitas tampung dari hasil praktikum yang diperoleh yaitu 7,16
AU/ha/tahun7,16 AU/ha/tahun.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ø
Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan
legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%.
Ø
Kapasitas tampung adalah kemampuan suatu pastura menampung ternak
tanpa menyebabkan kerusakan pada padang rumput dan ternak.
Ø
Pemberian pupuk kandang
yang tinggi pertumbuhan jumlah anakan dan tinggi tanaman cenderung meningkat,
walaupun peningkatannya tidak berbeda nyata antara pemupukan sedang dengan
pemupukan tinggi pada pada
rumput Brachiaria Humudicola. Tingkat
produksi rumput sangat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan akar dan
perhunbuhan daun.
Ø
Kapasitas tampung berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam
produksi tanah, curah hujan dan penyebarannya, topografi dan lain-lain.
B.
SARAN
Untuk praktikum selanjutnya saya sangat berharap
agar lahannya lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
.
.
Apandi, W. F. 2007. Pengaruh interval defoliasi dan pemupukan
yang berbeda terhadap produksi rumput Brachiaria humidicola di bawah
naungan sengon.
Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bogdan. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants (Grasses and
Legumes). Longan
Ltd, London and New York.
Hakim, N. Nyakpa, Lubis, Nugroho, Saul, A. Dida, G. B. Hong dan
Balley. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediterania Sarana
Perkasa. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Humphreys, L. R. 1980. A Guide to Better Pastures for The
Tropics and Sub-tropics.
4th Ed. Wright Stephenson and Co. Australia.
Jayadi, S. 1991. Tanaman Makanan Ternak Tropika. Karya Ilmiah.
Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Jones, R. M.., J. C. Tothil and R.J. Jones. 1987. Pastures and
Pasture Management in
Junita, F., S. Nurhayatini, dan D. Katsono. 2002. Pengaruh
frekuensi penyiraman dan takaran pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil
pakchoi. J. ilmu
Lampiran.1.Laporan
harian praktikum pengolahan padang pengembalaan
LAPORAN HARIAN KEGIATAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN PADANG PENGEMBALAAN
Tanggal
|
Jenis Kegiatan
|
Lama Kerja
|
||
Pagi
|
Sore
|
Pagi
|
Sore
|
|
20-02-2013
|
-
|
Pembagian lahan
|
-
|
45 menit
|
21-02-2013
|
-
|
Pembersihan lahan
|
-
|
25 menit
|
22-02-2013
|
-
|
-Pencangkulan tanah
-Pembuatan lubang
-Pemberian pupuk
|
-
|
90 menit
|
23-02-2013
|
-
|
- Menanam
- Menyiram
|
-
|
25 menit
|
24-02-2013
|
-Menyiram
|
- Menyiram
-Membuat papan nama
|
15 menit
|
20 menit
|
25-02-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 ment
|
26-02-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
-Membuat plot
|
15 menit
|
35 menit
|
27-02-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
28-02-2013
|
Hujan
|
-
|
-
|
-
|
01-03-2013
|
Hujan
|
-
|
-
|
-
|
02-03-2013
|
Hujan
|
-
|
-
|
-
|
03-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
04-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
-Weeding
|
15 menit
|
25 menit
|
05-03-2013
|
-Menyiram
-Mengecek tanaman
|
-Menyiram
|
25 menit
|
15 menit
|
06-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
-weeding
|
15 menit
|
25 menit
|
07-03-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
08-03-2013
|
-Menyiram
|
-Mengecek tanaman
|
15 menit
|
15 menit
|
09-03-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
10-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
11-03-2013
|
-
|
Mengecek tanaman
|
-
|
15 menit
|
12-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
13-03-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
14-03-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
15-03-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
16-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
17-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
18-03-2013
|
Hujan
|
Hujan
|
-
|
-
|
19-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
-Weeding
|
15 menit
|
25 menit
|
20-03-2013
|
Mengecek tanaman
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
21-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
22-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
23-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
24-03-2013
|
Hujan
|
Hujan
|
-
|
-
|
25-03-2013
|
-
|
-Menyiram
-Weeding
|
-
|
25 menit
|
26-03-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
27-03-2013
|
-
|
-Menyiram
-Mengecek tanaman
|
-
|
25 menit
|
28-03-2013
|
-
|
-
|
-
|
-
|
29-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
30-03-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
31-03-2013
|
-
|
-Menyiram
-Weeding
|
-
|
25 menit
|
01-04-2013
|
-Menyiram
|
Hujan
|
15 menit
|
-
|
02 -04-2013
|
-
|
-Mengukur panjang rumput
-Menghitung jumlah anakan
-Menyiram
|
-
|
60 menit
|
03 -04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
04 -04-2013
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
-
|
05-04-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
06-04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
07-04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
08 -04-2013
|
Mengecek tanaman
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
09-04-2013
|
-Menyiram
|
Hujan
|
15 menit
|
-
|
10-04-2013
|
-
|
Hujan
|
-
|
-
|
11 -04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
12 -04-2013
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
-
|
13-04-2013
|
-Menyiram
|
Hujan
|
15 menit
|
-
|
14-04-2013
|
Mengecek tanaman
|
Hujan
|
15 menit
|
-
|
15-04-2013
|
Mengecek tanaman
|
-
|
15 menit
|
-
|
16 -04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
17-04-2013
|
-Menyiram
|
-Mengukur panjang rumput
-Menghitung julah anakan
-Menyiram
|
15 menit
|
60 menit
|
18-04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
19 -04-2013
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20 -04-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
21-04-2013
|
-Menyiram
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
22-04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
23-04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
24 -04-2013
|
Mengecek tanaman
|
-Menyiram
|
15 menit
|
15 menit
|
25-04-2013
|
Hujan
|
Hujan
|
-
|
-
|
26-04-2013
|
-
|
Hujan
|
-
|
-
|
27-04-2013
|
-
|
-Mengecek tanaman
|
-
|
15 menit
|
28-04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
29-04-2013
|
-Menyiram
|
Hujan
|
15 menit
|
-
|
30-04-2013
|
-
|
-Menyiram
|
-
|
15 menit
|
01-05-2013
|
-
|
-Mengukur panjang rumput
-menghitung jumlah anakan
-Memotong rumput
|
-
|
90 menit
|
02-05-2013
|
Menimbang rumput
|
30 menit
|